Analisis Teknikal

IHSG Berpotensi Finnish di Atas Level 6.900 di Sesi II

Tri Putra, CNBC Indonesia
25 July 2023 13:35
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada sesi I, Selasa (25/7), kembali menjajal level psikologis 6.900 sekaligus melanjutkan penguatan sejak 3 hari sebelumnya.

IHSG naik 0,32% ke 6.921,25 siang ini. Sebanyak 232 saham naik, 255 saham turun, dan 239 sisanya stagnan.

Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp5,04 triliun dan volume perdagangan 10,25 miliar saham.

Dimulainya rilis laporan keuangan semester I 2023, yang sudah dimulai oleh BBCA dan UNVR dari golongan big cap, menjadi sentimen pasar.

Selain BBCA, tiga saham bank raksasa lainnya saat ini masih mempersiapkan untuk dirilis kinerja keuangannya secepatnya. Pada hari ini, rencananya giliran BBNI yang akan merilis kinerja keuangan pada semester I-2023.

Selain karena investor menanti dan optimis bahwa kinerja keuangan saham bank raksasa kembali membaik pada semester I-2023, investor juga menanti hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI dan keputusan terbaru dari kebijakan suku bunga BI, yang diumumkan pada siang hari ini.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral Tanah Air tersebut akan kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.

Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%. Suku bunga sebesar 5,75% sudah berlaku sejak Januari 2023. BI mengerek suku bunga sebesar 225 bps dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.

Suku bunga sudah dipertahankan pada level tersebut dalam lima pertemuan terakhi

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Refinitiv
Teknikal IHSG

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada ses I, IHSG sukses menembus level psikologis 6.900 dan berpotensi menguji resistance selanjutnya berupa Fibonacci 100% (6.972).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI naik ke 65,38.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal, dengan kecenderungan melebar.

Di sesi II, IHSG berpeluang ditutup menguat dan menguji resistance penting terdekat, berupa Fibonacci 100% (6.972). Support terdekat untuk IHSG berada di level psikologis 6.900 dan MA 20 (6.884).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular