Market Commentary

The Fed Akan Melunak, Mayoritas Saham Teknologi Bergairah

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Selasa, 25/07/2023 11:40 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas emiten teknologi terpantau menguat pada perdagangan sesi I Selasa (25/7/2023), di tengah prospek dan optimisme pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) dapat merubah sikapnya karena inflasi terus melandai dan makin dekati target yang ditetapkan.

Per pukul 10:35 WIB, dari 18 saham teknologi, 12 saham terpantau menguat, dua saham cenderung stagnan, dan empat saham terpantau melemah.

Berikut pergerakan saham emiten teknologi pada perdagangan sesi I hari ini.


SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Zyrexindo Mandiri BuanaZYRX29810,37%
Digital Mediatama MaximaDMMX4786,70%
Anabatic TechnologiesATIC3662,81%
Wir AsiaWIRG1392,21%
GoTo Gojek TokopediaGOTO1131,80%
Elang Mahkota TeknologiEMTK7201,41%
IndointernetEDGE18.6751,36%
Galva TechnologiesGLVA7250,69%
Bank JagoARTO2.9800,68%
Global Digital NiagaBELI4560,44%
NFC IndonesiaNFCX4.6200,43%
Distribusi Voucher NusantaraDIVA4560,00%
DCI IndonesiaDCII35.4000,00%
Bukalapak.comBUKA226-0,88%
Metrodata ElectronicsMTDL535-1,83%
Trimegah Karya PratamaUVCR141-2,08%
Cashlez Worldwide IndonesiaCASH76-3,80%

Saham perusahaan komputer yakni PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX) memimpin penguatan saham teknologi pada sesi I hari ini, yakni melejit 10,37% ke posisi harga Rp 298/saham.

Sedangkan untuk saham teknologi big cap seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melonjak 1,8% ke Rp 113/saham.

Namun, untuk saham PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH) menjadi saham teknologi yang terkoreksi parah pada sesi I hari ini, yakni ambruk 3,8% menjadi Rp 76/saham.

Saham teknologi di RI secara mayoritas bergairah, mengikuti pergerakan saham teknologi di AS yang juga menghijau kemarin.

Saham teknologi tengah menjadi primadona bahkan mampu menggerakkan sektor lain. Hal ini karena optimisme pasar terkait pengembangan artificial intelligence (AI) serta pelonggaran kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Investor optimis bahwa era suku bunga tinggi akan berakhir setidaknya pada tahun ini. Investor memprediksi bahwa The Fed dapat merubah sikapnya karena inflasi terus melandai dan makin dekati target yang ditetapkan.

The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada hari ini dan besok untuk menentukan kebijakan suku bunga.

Pelaku pasar memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga pada bulan ini. Namun, kenaikan bulan ini diproyeksi akan menjadi yang terakhir pada tahun ini.

Dengan akan berakhirnya era suku bunga tinggi, maka sektor teknologi akan diuntungkan karena pembiayaan akan lebih ramah bagi sektor teknologi.

Selain itu, potensi investor yang kembali merotasi selera investasinya ke growth stock, juga membuat saham teknologi kembali bergairah. Hal ini tentunya juga karena dari mulai berakhirnya era suku bunga tinggi.

Meski begitu, potensi The Fed yang masih bersikap hawkish masih ada, jika The Fed tidak konsisten dengan pernyataan sebelumnya, di mana mereka akan merubah sikapnya jika inflasi sudah mencapai target. Mereka kini harus menghadapi dua permasalahan yakni inflasi dan data tenaga kerja.

Jika The Fed masih hawkish, maka saham teknologi tidak diuntungkan karena era suku bunga tinggi belum akan berakhir.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beda Arah "Jurus" Bank Sentral Dunia Atasi Ketidakpastian Dunia