Minyak Kembali Terapresiasi Setelah Melesat 2% Kemarin

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
25 July 2023 08:58
The sun sets behind an idle pump jack near Karnes City, Texas, Wednesday, April 8, 2020. Demand for oil continues to fall due to the new coronavirus outbreak. (AP Photo/Eric Gay)
Foto: Ilustrasi Kilang Minyak (AP/Eric Gay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kembali terapresiasi pada pembukaan perdagangan Selasa (25/7/2023) setelah melesat 2% pada perdagangan sebelumnya.

Harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,14% di posisi US$78,85 per barel, harga minyak mentah brent juga dibuka menanjak 0,13% ke posisi US$82,85 per barel.

Pada perdagangan Senin (24/7/2023), minyak WTI ditutup melesat 2,17% ke posisi US$78,74 per barel, begitu juga minyak brent naik 2,06% ke posisi US$82,74 per barel.

Harga minyak naik lebih tinggi pada hari Selasa, memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya, karena tanda-tanda pasokan yang lebih ketat dan janji otoritas China untuk menopang perekonomian terbesar kedua di dunia itu mengangkat sentimen harga minyak.

Benchmark minyak mentah telah naik selama empat minggu berturut-turut dengan pasokan yang diperkirakan akan mengetat karena pemotongan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+.

Di China, ekonomi terbesar kedua di dunia dan konsumen minyak terbesar kedua, para pemimpin berjanji untuk meningkatkan dukungan kebijakan ekonomi di tengah pemulihan pasca COVID-19, dengan fokus pada peningkatan permintaan domestik.

Namun, data bearish di zona euro dan Amerika Serikat (AS) menggarisbawahi pelemahan ekonomi global.

Di zona euro, aktivitas bisnis menyusut lebih dari yang diharapkan pada bulan Juli.

Dari AS, aktivitas bisnis melambat ke level terendah lima bulan di bulan Juli, terseret oleh perlambatan pertumbuhan sektor jasa.

Namun penurunan harga input dan perekrutan yang lebih lambat menunjukkan bahwa The Federal Reserve AS dapat membuat kemajuan di bidang penting dalam upayanya untuk mengurangi inflasi.

Investor telah menghargai kenaikan seperempat poin dari The Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada minggu ini. Fokus para investor akan tertuju pada apa yang dikatakan Ketua Fed Jerome Powell dan Presiden ECB Christine Lagarde tentang kenaikan suku bunga di masa depan.

Data industri persediaan minyak mentah AS akan rilis pada hari ini. Empat analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 2 juta barel dalam sepekan hingga 21 Juli.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Dunia Terbang 15% Bulan Juli, Ulah Kartel OPEC+?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular