Dunia Demam AI, Laba Produsen Chip iPhone Malah Anjlok 23%

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
21 July 2023 07:35
FILE PHOTO: A logo of Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) is seen at its headquarters in Hsinchu, Taiwan October 5, 2017.  REUTERS/Eason Lam/File Photo                       GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD
Foto: REUTERS/Eason Lam

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa pembuat chip terbesar di dunia, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), membukukan penurunan laba bersih kuartal II-2023 yang anjlok 23,3% dari tahun lalu menjadi NT$ 181,8 miliar (Rp 87,71 triliun), berdasarkan laporan yang terbit Kamis waktu setempat. Hal ini karena permintaan elektronik konsumen terus merosot, namun demam AI yang dialami investor kian menjalar dan semakin liar.

TSMC melaporkan pendapatannya turun 10% dari tahun lalu menjadi NT$ 480,84 miliar (Rp 232,00 triliun). Perusahaan sebelumnya memperkirakan pendapatan kuartal kedua antara US$ 15,2 miliar Rp 228,36 triliun dan US$ 16 miliar (Rp 240,38 triliun).

TSMC mengatakan bisnis dipengaruhi oleh hambatan ekonomi makro "yang mengurangi permintaan pasar akhir, dan menyebabkan penyesuaian persediaan pelanggan yang sedang berlangsung."

Ini adalah penurunan laba bersih kuartalan pertama perusahaan sejak kuartal kedua 2019. TSMC memperkirakan pendapatan kuartal ketiga antara US$ 16,7 miliar (Rp 250,90 triliun) dan US$ 17,5 miliar (Rp 262,92 triliun).

"Memasuki kuartal ketiga 2023, kami berharap bisnis kami didukung oleh peningkatan yang kuat dari teknologi 3-nanomenter kami, sebagian diimbangi oleh penyesuaian inventaris yang berkelanjutan dari pelanggan," kata Wendell Huang, CFO TSMC, dikutip dari CNBC, Kamis (20/7/2023).

Seperti diketahui, TSMC adalah produsen teratas prosesor tercanggih di dunia, termasuk chip yang ditemukan di iPhone, iPad, dan Mac terbaru.

Permintaan global untuk laptop dan ponsel pintar melonjak selama lockdown Covid-19, memacu produsen smartphone dan PC untuk memborong chip. Sekarang perusahaan-perusahaan mengalami kelebihan persediaan karena konsumen mengurangi pembelian barang-barang ini karena kenaikan inflasi. Hal ini menyebabkan jatuhnya chip.

Prosesor Apple untuk iPhone seri terbaru dikabarkan akan didasarkan pada teknologi proses 3-nanometer. Apple biasanya merilis iPhone terbarunya pada bulan September sehingga kemungkinan akan memesan chip dari TSMC pada kuartal ketiga.

Angka nanometer mengacu pada ukuran masing-masing transistor individu pada sebuah chip. Semakin kecil transistor, semakin banyak transistor yang dapat dikemas ke dalam satu semikonduktor. Biasanya, pengurangan ukuran nanometer dapat menghasilkan chip yang lebih bertenaga dan efisien.

Namun peringatan berulang perusahaan tentang "penyesuaian inventaris" kemungkinan akan terus membebani pendapatan.

Tahun ini, demam AI masuk ke Wall Street dengan investor berbondong-bondong mengakumulasi saham yang berpotensi diuntungkan dari revolusi internet terbaru, termasuk Nvidia yang belum lama ini kapitalisasi pasarnya tembus US$ 1 triliun dan mencatatkan penguatan 218% sejak awal tahun. Demam AI juga terlihat dalam publik ekspose dan paparan kinerja perusahaan, dengan frase AI diucapkan berulang kali oleh banyak perusahaan blue chip AS demi meyakinkan para investor bahwa mereka tidak ketinggalan dalam revolusi terbaru.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raksasa Global Kompak Tinggalkan China, Pilih Pindah ke Sini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular