Analisis Teknikal

Jelang Weekend, IHSG Berhadapan dengan Penghalang Kokoh

Putra, CNBC Indonesia
21 July 2023 06:44
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (20/7/2023), di tengah minimnya sentimen dari dalam negeri.

IHSG menguat 0,50% ke posisi 6.864,19. Sebanyak 294 saham naik, 223 turun, dan 231 stagnan.

Secara sektoral, beberapa sektor menjadi penopang IHSG pada Kamis, yakni sektor properti (2%), bahan baku (1,31%), energi (1,07%), dan keuangan (0,95%).

Selain itu, beberapa saham turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil menghijau kembali, setelah dua hari sebelumnya terkoreksi.

Saham perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar keempat, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi penopang IHSG paling besar di sesi I hari ini, yakni mencapai 16,9 indeks poin. Saham BMRI pun kembali menyentuh rekor tertinggi barunya (all time high/ATH) pascastock splitdi Rp 5.525/unit.

Tak hanya saham BMRI saja, salah satu bank raksasa lainnya yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga menjadimoversIHSG pada hari ini, yakni sebesar 2,9 indeks poin.

Sementara itu, saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN), yang sebelumnya lesu, kemudianrebounddan menjadi salah satumoversIHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni sebesar 1,7 indeks poin.

IHSG kembali menguat setelah libur dalam rangka Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriah 1445 H. Sebelum libur, IHSG sempat terkoreksi selama dua hari beruntun.

Pada Kamis, sentimen pasar dari dalam negeri cenderung minim, sehingga pelaku pasar akan memantau sentimen pasar dari eksternal. Adapun sentimen dari eksternal berasal dari Jepang dan China.

Dari Jepang, data ekspor dan impornya periode Juni 2023 telah dirilis pagi hari ini. Kinerja ekspor Jepang mengalami kenaikan tipis dari 0,6% (year-on-year/yoy) pada Mei 2023 menjadi 1,5% (yoy) pada Juni. Sedangkan hal kurang baik datang dari impor yang jatuh cukup dalam menjadi -12,9% (yoy) pada Juni dibandingkan bulan sebelumnya sebelumnya -9,8%.

Impor sudah terkoreksi selama tiga bulan beruntun. Alhasil hal ini dapat berdampak pada menurunnya permintaan dari Jepang akan produk dari negara lain, termasuk Indonesia. Padahal, Jepang adalah pasar ekspor terbesar kedua Indonesia sepanjang tahun ini setelah China.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia ke Jepang terus mengalami penurunan sejak Januari 2023 dari US$ 1.889,6 juta menjadi US$ 1.449,9 juta pada Juni 2023.

Ekspor Indonesia ke Jepang pada Januari-Juni 2023 tercatat US$ 10 miliar, anjlok 7,54% dibandingkan periode sebelumnya.

Sementara itu dari China, bank sentral (People's Bank of China/PBoC) hari ini barus aja mengumumkan jika mereka tetap mempertahankan suku bunga pinjaman acuan (loan prime rate/LPR) untuk tenor satu tahun di posisi 3,55% pada Juli 2023 dan untuk tenor lima tahun di angka 4,20%.

Angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar yang tetap mempertahankan suku bunganya dibandingkan periode sebelumnya.

Hari ini investor akan mengamati pergerakan Wall Street dan sejumlah bursa Asia serta sejumlah rilis data makro, seperti realisasi foreign direct investment (FDI) Indonesia per kuartal II, dan data inflasi Jepang per Juni.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Kamis, IHSG berhasil kembali ke atas MA 200 yang biasanya digunakan sebagai penanda suatu saham/indeks saham berada dalam uptrend di angka 6.847.

Namun, IHSG masih lagi-lagi masih belum berhasil menembus resistance penting 6.870 (Fibonacci 23,6%).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 65,21.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal, dengan kecenderungan yang semakin melebar.

Hari ini, IHSG berpeluang menguji resistance penting terdekat di 6.870 (Fibo 23,6%) sebelum menentukan arah selanjutnya. Support terdekat untuk IHSG berada di garis MA 200 (6.847) dan 6.808 (Fibo 38,2%).

CNBC INDONESIA RESEARCH


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular