
Bos Apple Lewat, CEO Perusahaan Cilik Ini Digaji Rp 1,65 T

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO firma teknologi hukum CS Disco Inc. asal Austin, Texas Kiwi Camara menjadi salah satu eksekutif muda yang dibayar mahal. Bayarannya bahkan melebihi CEO Apple Inc. Tim Cook.
Diketahui, akibat keputusan pemegang saham dan rekomendasinya sendiri, Cook diperkirakan akan menghadapi pemotongan gaji tahun ini sekitar 40%. Sementara kompensasinya untuk tahun 2022 mencapai US$99.4 juta atau sekitar Rp1,49 triliun, seperti diungkapkan dalam pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa.
Apple memiliki kapitalisasi pasar yang sangat besar atau mencapai US$ 3,07 triliun. Kontras, valuasi CS Disco tercatat hanya US$563 juta atau hanya 0,02% dari yang dicatatkan Apple.
Menurut data dari perusahaan analitik C-Suite Comp, sembilan CEO mencapai angka $100 juta dalam total kompensasi tahun lalu. Di antara eksekutif tersebut adalah CEO Blackstone Inc. Stephen Schwarzman, yang menerima $253 juta, dan CEO Alphabet Inc. Sundar Pichai, yang memperoleh $216 juta. CEO Hertz Stephen Scherr juga bergabung dengan klub eksklusif dengan paket kompensasi sebesar $182 juta.
Sementara Camara yang masih berusia 39 tahun tersebut memperoleh pendapatan hampir $110 juta atau Rp1,65 triliun tahun lalu. Ini meningjat signifikan dari pendapatan tahun sebelumnya sebesar $1.000.000 juta atau kurang lebih Rp1.5 miliar.
Pencapaian ini adalah hasil dari kombinasi gaji $500.000 dan opsi saham $109 juta. Nilai opsi saham terkait dengan target tertentu, yang harus dipenuhi pada tahun 2032, atau jika terjadi akuisisi atau kepergian Camara dari posisinya.
Profil Kiwi Camara
Lahir di Filipina, Camara bermigrasi ke Amerika Serikat saat masih bayi. Jalan hidupnya dinilai sebagian orang memiliki kontroversi.
Pada tahun 2002, saat menjadi mahasiswa hukum Universitas Harvard berusia 16 tahun, dia mengunggah catatan kelas secara online, secara tidak sengaja mengungkapkan penggunaan cercaan rasial sehubungan dengan perjanjian hukum yang melarang orang kulit hitam membeli tanah.
Kejadian ini memicu protes yang cukup besar di antara rekan-rekannya. Camara mengeluarkan permintaan maaf atas penggunaan istilah ofensifnya dan kemudian mengungkapkan bahwa hal itu menghalangi prospeknya untuk mengamankan posisi bergengsi di sebuah sekolah hukum.
Dia lulus dari Harvard pada usia 19 tahun, menjadikannya salah satu lulusan termuda. Namun pada tahun 2007, dia menjadi berita utama lagi karena menjadi bocah jagoan berusia 22 tahun yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan, yang menurutnya adalah akibat dari cercaan rasial.
Pada tahun 2013, Camara merambah dunia teknologi legal dengan mendirikan CS Disco. Perusahaan ini berfokus pada teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (AI) dan cloud computing, yang bertujuan untuk merampingkan alur kerja bagi pengacara dan firma hukum.
CS Disco menghasilkan pendapatan $135,2 juta selama tahun fiskal 2022. Namun, perusahaan juga melaporkan rugi bersih sebesar $70,8 juta, meningkat dari rugi bersih tahun sebelumnya sebesar $24,3 juta.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 6 CEO Asuransi Ini Kantongi Rp 1,83 T Tahun Lalu, Siapa Saja?