Market Commentary

IHSG Lemes, 10 Saham Ini Biang Keroknya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 July 2023 16:25
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (18/7/2023), di mana IHSG sudah terkoreksi selama dua hari beruntun sejak kemarin.

IHSG ditutup melemah 0,54% ke posisi 6.830,2. IHSG bertahan di level psikologis 6.800 hingga akhir perdagangan hari ini.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini yakni mencapai 1,38%. Tak hanya sektor teknologi, sektor kesehatan juga menjadi pemberat IHSG yakni sebesar 0,84%.

Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada perdagangan hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Telkom IndonesiaTLKM-7,353.850-1,53%
GoTo Gojek TokopediaGOTO-6,49115-2,54%
Astra InternationalASII-4,746.575-1,50%
Merdeka Copper GoldMDKA-2,953.160-3,07%
Bank MandiriBMRI-2,425.350-0,47%
Bank JagoARTO-1,793.020-5,63%
Charoen Pokphand IndonesiaCPIN-1,705.325-1,84%
Bayan ResourcesBYAN-1,6818.600-0,53%
Adaro Energy IndonesiaADRO-1,672.330-2,10%
Bank Central AsiaBBCA-1,659.150-0,27%
Chandra Asri PetrochemicalTPIA-1,332.050-1,91%

Sumber: Refinitiv

Saham telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 7,4 indeks poin.

Sedangkan saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga menjadi salah satu pemberat indeks pada hari ini yakni sebesar 6,5 indeks poin.

Koreksi IHSG masih dinilai wajar karena sepanjang pekan lalu berhasil ditutup menghijau, alias sudah lima hari beruntun dari Senin pekan lalu hingga Jumat pekan lalu IHSG menguat.

Sepanjang pekan lalu, IHSG berhasil melesat 2,28% secara point-to-point (ptp). Investor yang sudah mulai merealisasikan keuntungan karena cerahnya pasar pada pekan lalu juga membuat IHSG terkoreksi.

Di lain sisi, sentimen pasar di dalam negeri pada hari ini cenderung minim, sehingga investor berfokus ke sentimen eksternal, terutama terkait ekonomi China yang mengalami tanda-tanda kelesuan.

Pada Senin kemarin, Produk Domestik Bruto (PDB) China pada kuartal II-2023 tumbuh sebesar 6,3% (year-on-year/yoy), angka ini meleset dari ekspektasi. Berdasarkan perkiraan ekonom yang di survei Reuters pada kuartal II-2023 ini pertumbuhan ekonomi China mencapai 7,3%.

Sementara secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), laju pertumbuhan ekonomi China tercatat 0,8% di kuartal II-2023. Angka ini tercatat lebih lambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang tercatat 2,2%.

Melambatnya ekonomi China menjadi kekhawatiran besar pasar mengingat Negara Tirai Bambu adalah negara dengan size ekonomi terbesar kedua di dunia sekaligus motor penggerak utama pertumbuhan Asia.

Perlambatan ekonomi China akan berdampak kepada Indonesia yang menggantungkan sekitar 30% ekspor non-migasnya ke China. China juga merupakan salah satu investor terbesar untuk Indonesia sehingga perlambatan di China bisa menahan ekspansi perusahaan China.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Loyo, GOTO dan 3 Raksasa Batu Bara Jadi Beban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular