Beban Berat, IHSG Terancam Ditutup Merah

Tri Putra, CNBC Indonesia
18 July 2023 13:49
pembukaan bursa saham
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan sesi I Selasa (18/7/2023).

IHSG turun 0,50% ke 6.833,14, dengan nilai transaksi Rp4,65 triliun dan volume perdagangan 10,19 miliar saham. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.800. Namun, pada perdagangan kemarin, IHSG sempat menyentuh level psikologis 6.900.

IHSG mulai berbalik arah ke zona merah setelah beberapa hari menguat. Pada perdagangan kemarin saja, IHSG sempat menghijau namun pada akhir perdagangan ditutup turun tipis.

Koreksi IHSG masih dinilai wajar karena sepanjang pekan lalu berhasil ditutup menghijau, alias sudah lima hari beruntun dari Senin pekan lalu hingga Jumat pekan lalu IHSG menguat.

Sepanjang pekan lalu, IHSG berhasil melesat 2,28% secara point-to-point (ptp). Investor yang sudah mulai merealisasikan keuntungan karena cerahnya pasar pada pekan lalu juga membuat IHSG terkoreksi.

Di lain sisi, investor juga menimbang dari data ekonomi China yang dirilis kemarin, di mana ada tanda-tanda bahwa China sedang mengalami kelesuan ekonomi.

Pada Senin kemarin, Produk Domestik Bruto (PDB) China pada kuartal II-2023 tumbuh sebesar 6,3% (yoy), angka ini meleset dari ekspektasi. Berdasarkan perkiraan ekonom yang di survei Reuters pada kuartal II-2023 ini pertumbuhan ekonomi China mencapai 7,3%.

Sementara secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), laju pertumbuhan ekonomi China tercatat 0,8% di kuartal II-2023. Angka ini tercatat lebih lambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang tercatat 2,2%.

Melambatnya ekonomi China menjadi kekhawatiran besar pasar mengingat Negara Tirai Bambu adalah negara dengan size ekonomi terbesar kedua di dunia sekaligus motor penggerak utama pertumbuhan Asia.

Perlambatan ekonomi China akan berdampak kepada Indonesia yang menggantungkan sekitar 30% ekspor non-migasnya ke China. China juga merupakan salah satu investor terbesar untuk Indonesia sehingga perlambatan di China bisa menahan ekspansi perusahaan China.

Analisis Teknikal

Analisa TeknikalFoto: Tri Putra
Analisa Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada sesi I, IHSG turun ke bawah MA 20 yang menjadi trendline dan menguji support terdekat di 6.808 (Fibonacci 61,8%). Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu. Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 48,46 setelah sempat menembus wilayah overbought kemarin.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD memotong garis sinyal dari atas, menandakan death cross (sinyal pembalikan arah ke bawah).

Pada sesi II, IHSG berpeluang melemah dan menguji area support terdekat di kisaran 6.817 dan area Fibonacci 61,8% di kisaran 6.808. Adapun, area resistance terdekat berada di garis MA 20 (6.850).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular