
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan kebutuhan pembiayaan korporasi pada Juni 2023 terindikasi meningkat. Hal tersebut tecermin dari survei yang dilakukan oleh bank sentral.
Bila dirinci kebutuhan pembiayaan korporasi berasal dari usaha konstruksi, perdagangan, dan pertambangan. Mayoritas pembiayaan bersumber dari dana sendiri diikuti pembiayaan yang berasal dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik, dan perbankan.
Pembiayaan yang bersumber dari dana sendiri dan pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik terindikasi naik, sedangkan kredit baru dari bank justru menurun.
Fasilitas kelonggaran tarik adalah layanan yang diberikan bank yang belum jatuh tempo dan masih bisa ditarik oleh debitur atau nasabah.
Adapun dalam tiga bulan yang akan datang, kebutuhan pembiayaan oleh korporasi akan masih tinggi. Konstruksi masih memimpin pertumbuhan permintaan dan diikuti oleh industri pengolahan.
Hal menarik dari survei untuk tiga bulan yang akan datang adalah permintaan pembiayaan oleh korporasi kepada perbankan naik.
Sementara itu, penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Juni 2023 terindikasi tumbuh terbatas dibandingkan bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.
"Sementara itu, untuk keseluruhan triwulan II 2023, penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan diprakirakan meningkat," jelasnya dalam keterangan resminya, Selasa (18/7/2023).
Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru terindikasi tumbuh terbatas pada Juni 2023. Mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa Kredit Multi Guna dan memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan. Selain itu, koperasi dan sewa guna usaha (SGU) atau leasing.
"Sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing," jelasnya.
Adapun survei tersebut dilakukan dengan metode saldo bersih tertimbang (SBT). Sebagai catatan, SBT adalah pengolahan data dengan cara mengalikan jawaban responden dengan bobot kreditnya (total 100%), selanjutnya dihitung selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban meningkat dan menurun.
Data BI menunjukkan SBT pembiayaan korporasi sebesar 17,8% pada Juni 2023, lebih tinggi dari SBT Mei 2023, yakni 12.5%. Pada periode yang sama, secara total, perkiraan penyaluran kredit baru oleh perbankan turun menjadi 81,7% dari bulan sebelumnya 82,6%.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kredit Bank Juni Lesu Lagi, Semua Sektor Melambat
