Market Commentary

IHSG Mulai Loyo, 8 Saham Ini Biang Keroknya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 July 2023 10:53
pembukaan bursa saham
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Selasa (17/7/2023),

Per pukul 10:25 WIB, IHSG melemah 0,37% ke posisi 6.841,9. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.800. Namun pada perdagangan kemarin, IHSG sempat menyentuh level psikologis 6.900.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 1,06%. Selain itu, sektor energi juga memberatkan IHSG sebesar 0,73%.

Beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
GoTo Gojek TokopediaGOTO-6,51115-2,54%
Bayan ResourcesBYAN-4,6618.400-1,60%
Telkom IndonesiaTLKM-3,713.880-0,77%
Merdeka Copper GoldMDKA-2,363.170-2,76%
Chandra Asri PetrochemicalTPIA-1,342.060-1,44%
Bank JagoARTO-1,303.070-4,06%
Charoen Pokphand IndonesiaCPIN-1,285.300-2,30%
Astra InternationalASII-1,176.625-0,75%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), yang sebelumnya menjadi penopang IHSG kemarin, pada sesi I hari ini menjadi pemberat terbesar IHSG yakni mencapai 6,5 indeks poin.

Selain itu, saham raksasa batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) juga memberatkan IHSG sebesar 4,6 indeks poin. Padahal kemarin, BYAN juga menjadi salah satu leader IHSG.

IHSG mulai berbalik arah ke zona merah setelah beberapa hari menguat. Pada perdagangan kemarin saja, IHSG sempat menghijau namun pada akhir perdagangan ditutup turun tipis.

Koreksi IHSG masih dinilai wajar karena sepanjang pekan lalu berhasil ditutup menghijau, alias sudah lima hari beruntun dari Senin pekan lalu hingga Jumat pekan lalu IHSG menguat.

Sepanjang pekan lalu saja, IHSG berhasil melesat 2,28% secara point-to-point (ptp).

Investor yang sudah mulai merealisasikan keuntungan karena cerahnya pasar pada pekan lalu juga membuat IHSG terkoreksi.

Di lain sisi, investor juga menimbang dari data ekonomi China yang dirilis kemarin, di mana ada tanda-tanda bahwa China sedang mengalami kelesuan ekonomi.

Pada Senin kemarin, Produk Domestik Bruto (PDB) China pada kuartal II-2023 tumbuh sebesar 6,3% (yoy), angka ini meleset dari ekspektasi. Berdasarkan perkiraan ekonom yang di survei Reuters pada kuartal II-2023 ini pertumbuhan ekonomi China mencapai 7,3%.

Sementara secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), laju pertumbuhan ekonomi China tercatat 0,8% di kuartal II-2023. Angka ini tercatat lebih lambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang tercatat 2,2%.

Melambatnya ekonomi China menjadi kekhawatiran besar pasar mengingat Negara Tirai Bambu adalah negara dengan size ekonomi terbesar kedua di dunia sekaligus motor penggerak utama pertumbuhan Asia.

Perlambatan ekonomi China akan berdampak kepada Indonesia yang menggantungkan sekitar 30% ekspor non-migasnya ke China.

China juga merupakan salah satu investor terbesar untuk Indonesia sehingga perlambatan di China bisa menahan ekspansi perusahaan China.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Loyo, GOTO dan 3 Raksasa Batu Bara Jadi Beban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular