GGRM Bagi Dividen, Cuan Susilo Wonowidjojo Bikin Kaget

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
18 July 2023 10:12
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten rokok, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), akan mencairkan dividen kepada para pemegang sahamnya hari ini senilai Rp 2,30 triliun. Jika mengacu pada total saham GGRM sebanyak 1,92 miliar lembar, maka GGRM akan membagikan dividen setara dengan Rp 1.200 per saham.

Dividen GGRM merepresentasikan dividend payout ratio (DPR) sebesar 83,04% mengingat laba per saham pada tahun buku 2022 bertengger di Rp 1.445 per saham.

Rasio pembayaran 83% merupakan yang tertinggi dalam sedekade terakhir. Besaran dividen tersebut juga lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 77,23%. Namun, besaran saham cenderung lebih kecil karena GGRM membukukan laba yang lebih rendah daripada 2021.

Berdasarkan data per Juni 2023, pemegang saham GGRM terbesar, yaitu PT Suryaduta Investama menggenggam 1,33 miliar saham atau sebesar 69,29%, maka Suryaduta Investama bakal dapat cuan dana Rp 1,59 triliun.

Selanjutnya, PT Suryamitra Kusuma, yang mendekap 120,44 juta saham atau setara 6,26%, akan dapat dana dividen Rp144,53 miliar. Sementara publik (nonwarkat-scriptless) 330,14 juta lembar saham atau 17,16% dan publik (dengan warkat) sebanyak 140,35 juta lembar atau 7,29%.

Tercatat, Susilo Wonowidjojo adalah sosok di balik Suryaduta Investama. Dia merupakan pemegang saham utama perusahaan ini.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan GGRM pada 2022, Susilo Wonowidjojo merupakan presiden direktur Gudang Garam. Anak ketiga dari Surya Wonowidjojo juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Suryamitra Kusuma dan Direktur PT Suryaduta Investama.

Sebagai informasi, per 31 Desember 2022, Gudang Garam mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,77 triliun. Laba tersebut turun sebesar 50,4% secara tahunan dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp5,60 triliun.

Laba yang turun berasal dari pendapatan yang turun 0,15% YoY, sementara beban pokok penjualan memperlihatkan naik sebesar 2,69% secara tahunan. Segmen penjualan sigaret kretek mesin di dalam negeri sebagai kontributor terbesar mengalami penurunan 0,11% secara tahunan, dari Rp 113,14 triliun pada 2021 menjadi Rp 113,02 triliun pada 2022.

Sementara itu, segmen sigaret kretek tangan tumbuh 2,56% yoy menjadi Rp8,76 triliun. Salah satu pemicu kenaikan beban pokok penjualan adalah meningkatnya cukai, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak rokok yang dibayarkan GGRM selama 2022. Beban tersebut menyentuh Rp 97,59 triliun pada 2022, meningkat 7,12% YoY dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp 91,09 triliun.

Investor tampaknya merespons kurang antusias pengumuman pembagian dividen GGRM, dengan saham perusahaan tercatat turun 2,71% ke Rp 27.800/saham pada penutupan perdagangan Senin (26/6). Meski demikian saham GGRM telah melonjak 54,44% sejak awal tahun, setelah sebelumnya anjlok perlahan dalam lima tahun terakhir.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cukai Naik Terus, Bisnis Rokok GGRM Masih Secerah Surya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular