
Balik Arah Pasca Tembus 6.900, Ada Hawa Tidak Enak Bagi IHSG?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun tipis pada perdagangan Senin (17/7/2023), setelah sempat menguat dan menyentuh level psikologis 6.900.
IHSG ditutup turun tipis di penghujung perdagagangan sebesar 0,04% ke posisi 6.867,14. IHSG kembali diperdagangkan di level psikologis 6.800 pada akhir perdagangan Senin, setelah sebelumnya sempat menyentuh level psikologis 6.900.
Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi pemberat terbesar IHSG pada Senin yakni mencapai 1,34%.
Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat (laggard) IHSG.
Saham PT Astra International Tbk (ASII) menjadi pemberat terbesar IHSG pada Senin, yakni mencapai 3,6 indeks poin.
Sedangkan saham farmasi yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga memberatkan indeks sebesar 2,5 indeks poin.
IHSG gagal mempertahankan penguatannya yang sudah terjadi selama lima hari beruntun, atau menguat sepanjang pekan lalu.
Koreksi IHSG dinilai wajar karena sebelumnya IHSG sudah menguat, sehingga investor mulai merealisasikan keuntungannya pada akhir perdagangan Senin.
Meski ditutup terkoreksi tipis, tetapi IHSG sempat menghijausetelah dirilisnya data neraca perdagangan Indonesia pada periode Juni 2023 danreshufflekabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan tercatat tembus US$ 3,45 miliar pada Juni 2023. Surplus ini naik karena adanya penurunan impor menjadi US$ 17,15 miliar atau turun 19,40% dari bulan sebelumnya.
Surplus tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Mei 2023 yang mencapai US$ 0,44 miliar. Dengan demikian, RI telah mencetak surplus selama 38 bulan beruntun.
"Pada Juni 2023 ini, neraca perdagangan barang kembali mengalami surplus US$ 3,45 miliar. Namun bisa dicatat angka penurunan impor lebih besar dibandingkan ekspor," kata Sekretariat Utama BPS Atqo Mardiyanto, dalam rilis BPS, Senin (17/7/2023).
Dia menambahkan surplus ini meningkat tajam dari bulan sebelumnya, tetapi masih lebih rendah dari bulan Juni 2022.
"Lebih ditopang oleh komoditas nonmigas yang mencapai US$ 4,42 miliar dengan komoditas penyumbang surplus bahan bakar mineral, kode HS-27," paparnya.
Adapun, surplus kali ini sejalan dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juni 2023 akan mencapai US$ 1,17 miliar.
Impor pada Juni memang tercatat turun 19,40% menjadi US$17,15 miliar didorong oleh penurunan impor mesin dan peralatan mekanik, impor kendaraan dan bagiannya, serta impor migas.
Di lain sisi, pelaku pasar di dalam negeri juga cenderung merespons positif darireshufflekabinet pemerintahan Presiden Jokowi pada Senin.
Pada Senin pagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik menteri, wakil menteri (Wamen) dan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara.
Hari ini, rilis data makro global, seperti risalah rapat bank sentral Australia (RBA) dan penjualan eceran Amerika Serikat (AS), akan mewarnai pergerakan pasar. Investor dalam negeri juga akan memerhatikan pergerakan bursa Wall Street AS dan regional asia.
Analisis Teknikal
![]() Jakarta |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada Jumat, IHSG membentuk candle bullish marubozu dan menembus level resistance penting, yakni MA 200 (6.852).
MA 200 biasanya berperan sebagai indikator bahwa suatu saham (indeks saham) berada dalam tren menaik (uptrend).
Usai menembus MA 200, pada Senin, IHSG malah membentuk candle shooting star yang merupakan sinyal pembalikan arah. IHSG juga tak mampu bertahan di atas resistance berupa level Fibonacci 78,6% (6.880).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 68,58 setelah sempat ke 69 pada Jumat minggu lalu.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal, dengan kecenderungan yang semakin melebar.
Hari ini, IHSG berpeluang melemah dan menguji area support terdekat di level 6.850 (MA 200) dan Fibonacci 61,8% di kisaran 6.807.
Adapun, area resistance terdekat berada di 6.880 (Fibonacci 78,6%).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat