Breaking! China Rusak Pesta Rupiah, Dolar Tembus Rp15.000

rev, CNBC Indonesia
17 July 2023 09:22
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah dibuka tumbang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah dirilisnya hasil Produk Domestik Bruto (PDB) China yang lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Dilansir dari Refinitiv, Rupiah dibuka pada posisi Rp 14.985/US$1 tetapi kemudian terus melemah ke posisi Rp 15.000/US$1. Nilai tukar rupiah melemah 0,30% terhadap dolar AS.
Pelemahan hari ini memutus tren positif rupiah yang sempat menguat dalam empat hari beruntun.

Pergerakan Rupiah hari ini dipengaruhi beberapa faktor.

Di sisi eksternal, China sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia baru saja mengumumkan pertumbuhan PDB secara tahunannya yang naik sebesar 6,3% (year on year/yoy) atau lebih rendah dari ekspektasi pasar yang berada pada angka 7,3% (yoy). Namun begitu, hasil ini lebih tinggi dari kuartal I-2023 yang tumbuh sebesar 4,5% (yoy).

Meskipun begitu, ekspor China dilaporkan turun dengan besaran paling jumbo dalam tiga tahun pada Juni, angkanya merosot lebih buruk dari perkiraan yakni 12,4% (yoy). Sementara impor juga turun lebih dari yang diharapkan yakni sebesar 6,8% (yoy).

Ini menandakan bahwa ekonomi China tampak semakin terpukul. Negara yang dipimpin oleh presiden Xi Jin Ping ini tampak kehilangan momentum untuk pulih setelah tertekan dari Covid-19.

Pelemahan ekonomi China menjadi sinyal buruk bagi dunia, terutama Asia mengingat Tiongkok adalah motor utama penggerak ekonomi di kawasan Asia.

Kendati melemah, namun sentimen positif datang dari domestik. Hal ini terlihat dari data capital inflow. Data Bank Indonesia mencatat net buy sebesar Rp 7,1 triliun dan net buy pada Surat Berharga Negara sebesar Rp 6,54 triliun.

Selain itu, pada Senin (17/2023), akan dirilis data neraca perdagangan Indonesia yang dapat menjadi katalis positif bagi nilai tukar Rupiah. Ini karena pasar memperkirakan surplus perdagangan dari Juni 2023 akan berlanjut.

Surplus naik disebabkan lonjakan impor pada bulan lalu di-proyeksi tidak akan terulang lagi. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juni 2023 akan mencapai US$ 1,17 miliar.

Di sisi lain, faktor internal lainnya yang perlu diperhatikan yaitu dirilisnya aturan mengenai Devisa Hasil Ekspor (DHE). Aturan DHE diperketat karena eksportir wajib menyetor minimal 30% DHE selama minimal tiga bulan.

Pemerintah juga bisa mewajibkan konversi jika stabilitas ekonomi terguncang. Pengetatan aturan ini diharapkan akan meningkatkan pasokan dolar AS di Indonesia, sehingga Rupiah dapat menguat di masa mendatang.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular