GRPM Selalu ARB Sejak Listing, Investor IPO Rugi Segini
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten distributor minuman bersoda Coca-Cola yakni PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM) terpantau kembali ambles dan menyentuh auto reject bawah (ARB) pada perdagangan hari ketiganya Rabu (12/7/2023).
Pada perdagangan sesi I per pukul 11:21 WIB, saham GRPM ambruk 9,18% ke posisi Rp 89/saham. Saham GRPM lagi-lagi sudah menyentuh ARB.
Saham GRPM sudah ditransaksikan sebanyak 6.422 kali dengan volume sebesar 37,81 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 3,45 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 137,5 miliar.
Hingga pukul 11:21 WIB, di order offer atau jual, terdapat 59.077 lot antrian di harga Rp 89/saham atau sekitar Rp 525,8 juta.
Sedangkan di order bid atau beli, belum ada antrian yang tertera kembali, menandakan bahwa saham GRPM sudah menyentuh ARB.
Dengan ini, maka saham GRPM sudah mencetak ARB tiga kali beruntun. Bahkan sejak resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin awal pekan ini, saham GRPM belum pernah sekalipun mencetak penguatan.
Selama tiga hari, saham GRPM sudah terkoreksi hingga 17,59%. Saham GRPM juga kini berada di bawah harga IPO-nya di Rp 120/saham. Adapun dari harga IPO-nya hingga kini, saham GRPM sudah terkoreksi 25,83%.
Dalam IPO ini, GRPM melepas sebanyak 309.000.000 saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 25 per saham atau sebesar 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Sehingga setidaknya perseroan berhasil memperoleh dana Rp 37,08 miliar.
Jadi, jika setiap investor yang ingin masuk ke saham GRPM dengan modal Rp 1 juta saja, maka investor tersebut akan mengalami kerugian sekitarRp 250ribu.
Adapun seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini setelah dikurangi biaya-biaya, seluruhnya akan digunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja yaitu untuk penambahan persediaan di 8 area distribusi baru yaitu di Sumatera dan Jawa dan penambahan persediaan di 7 area distribusi yang sudah ada yaitu Cirebon, Indramayu, Tasikmalaya, Rembang, Pekanbaru, Medan Sunggal, dan Medan Deli.
Perusahaan yang berdiri sejak 2011 ini memiliki 7 (tujuh) area distribusi dan 25.000 ritel outlet yang tersebar di seluruh area Jawa dan Sumatra.
Meski begitu, peresmiannya menjadi distributor Coca-Cola terjadi pada tahun 2016, di mana area pertama distribusinya yaitu berada di Tasikmalaya.
Pada tahun 2017, perseroan telah membuka area distribusi baru di 4 (empat) kota besar di Indonesia diantaranya Cirebon, Indramayu, Pekanbaru dan Medan Sunggal.
Tahun berikutnya 2019, perseroan membuka area baru di Rembang (Jawa Tengah ) dan pada tahun 2022, perseroan kembali dipercaya mengelola area distribusi baru di Medan Deli (Sumatra Utara).
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)