Terima Kasih Arab Saudi, Rusia! Minyak Kembali Naik

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
11 July 2023 08:37
Pengerjaan Proyek-Proyek Strategis Kilang Pertamina. Ist
Foto: Pengerjaan Proyek-Proyek Strategis Kilang Pertamina. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak menguat tipis pada pembukaan perdagangan Selasa (11/7/2023) setelah penurunan 1% pada perdagangan sebelumnya.

Harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,27% ke posisi US$73,19 per barel, begitu juga harga minyak mentah brent dibuka naik 0,17% ke posisi US$77,82 per barel.

Pada perdagangan Senin (10/7/2023), minyak WTI di tutup melemah 1,18% ke posisi US$72,99 per barel, begitu juga minyak brent turun 0,99% ke posisi US$77,69 per barel.

Harga minyak naik lebih tinggi pada pembukaan perdagangan Selasa, memulihkan beberapa kerugian dari sesi sebelumnya, karena para pelaku pasar fokus pada pengurangan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia Arab Saudi dan Rusia dan menunggu data yang dapat membantu memastikan permintaan.

Harga telah turun 1% pada hari Senin di tengah ekspektasi yang lebih tinggi bahwa kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) lebih lanjut akan datang dan karena investor juga telah mengambil untung atau taking profit setelah kenaikan 4,5% minggu lalu.

Sementara pejabat bank sentral mengatakan The Federal Reserve AS kemungkinan akan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi, pasar terhibur dari indikasi siklus pengetatan kebijakan moneter yang saat ini hampir berakhir.

Pemotongan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia Arab Saudi dan Rusia ditetapkan untuk Agustus membantu mengangkat harga patokan, yang juga didukung karena dolar AS turun ke level terendah pada dua bulan. Dolar yang lebih lemah membuat minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya dan seringkali meningkatkan permintaan minyak.

Arab Saudi pada pekan lalu mengatakan akan memperpanjang pemotongan 1 juta barel per hari (bpd) setidaknya hingga Agustus, dan Rusia mengatakan akan memangkas ekspor minyaknya bulan depan sebesar 500.000 bpd.

Para pelaku pasar juga menantikan data persediaan minyak mentah AS yang akan dirilis Selasa malam dari kelompok industri American Petroleum Institute. Para analis memperkirakan kenaikan 200.000 barel.

Investor juga menunggu rilis data Indeks Harga Konsumen AS akhir pekan ini, laporan inflasi utama, dan laporan ekonomi dari China untuk mengukur prospek permintaan.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suku Bunga Bikin Minyak Ogah Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular