Gawat, Rupiah Sudah Melemah 4 hari Beruntun!

rev, CNBC Indonesia
Senin, 10/07/2023 09:23 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang rupiah kembali tumbang. Pada perdagangan hari ini,  Senin (10/7/2023), mata uang Rupiah dibuka melemah 0,10% menjadi Rp15.145/US$ di pasar spot.

Pelemahan ini melanjutkan perdagangan sebelumnya, Jumat (7/7/2023)  di mana mata uang Garuda terkoreksi 0,60% ke Rp15.130/US$. Pelemahan ini merupakan yang terendah sejak 28 Maret 2023 atau lebih dari tiga bulan terakhir.
Pelemahan hari ini juga memperpanjang tren negatif rupiah menjadi empat hari. Dalam tiga hari perdagangan sebelumnya, rupiah sudah jeblok 0,93%.



Runtuhnya rupiah pekan lalu disebut-sebut akibat anjloknya cadangan devisa (cadev) yang diumumkan Bank Indonesia (BI) Jumat lalu. BI mencatat posisi cadev turun US$1,8 miliar menjadi US$137,5 miliar pada Juni 2023, dibandingkan US$139,5 miliar pada bulan sebelumnya.

Pelemahan rupiah juga dipicu oleh derasnya capital outflow. Berdasarkan data Bank Indonesia  pada 3-6 Juli 2023, investor asing mencatatkan net sell atau jual neto Rp1,85 triliun terdiri dari jual neto Rp2,44 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) tetapi masih mencatatkan beli neto Rp0,59 triliun di pasar saham.

Hal eksternal pun turut menjadi faktor yang menekan harga rupiah, seperti angka ketenagakerjaan di sektor swasta naik 497.000 pada bulan Juni, menurut lembaga penggajian ADP. Angka itu merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Juli 2022.

Upah per jam rata-rata meningkat sebesar 0,4% secara bulanan. Dalam 12 bulan hingga Juni 2023, upah naik 4,4%. Namun, perekrutan mulai sedikit melambat karena nonfarm payroll bulan Juni menunjukkan 209 ribu, turun dari perkiraan pasar 250 ribu dan 306 ribu pekerja bulan sebelumnya.

Rupiah juga melemah karena investor masih menunggu data inflasi AS yang akan keluar pada Rabu pekan ini (12/7/2023). Inflasi AS mencapai 4% (year on year/yoy) pada Mei dan diharapkan turun menjadi 3,2% (yoy) pada Juni 2023.

Jika inflasi masih panas maka rupiah bank sentral AS Teh Federal Reserve (The Fed) masih bisa hawkish dan rupiah terancam melemah.

FedWatch CME Group memperkirakan ada peluang 93% pejabat Fed akan menaikkan suku lagi pada pertemuan pada bulan ini Sisanya 7% masih mengharapkan bank sentral mempertahankan suku bunga di level 5,00-5,25%.


(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS