BNI Kejar NPL Turun ke 2,29% Akhir Tahun Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menargetkan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun ke level 2,29% pada akhir tahun ini atau 2023.
Adapun hingga Mei 2023, emiten bersandi BBNI ini mencatat rasio NPL sebesar 2,57%, turun 20 basis poin (bps) dibandingkan dengan posisi Maret 2023. Pada kuartal I/2022, BNI melaporkan rasio NPL 3,46%.
Corporate SecretaryBNI Okki Rushartomo mengatakan bahwa perbaikan kualitas kredit juga diikuti dengan pencadangan yang kuat. Per Maret 2023, NPL coverage bank sebesar 286,8%. BBNI membidik rasio penadah kredit macet itu mencapai 301% pada akhir tahun.
"Sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang semakin membaik, kami akan terus mencari peluang untuk dapat memanfaatkan momentum ini guna meningkatkan pencapaian kinerja sekaligus menguatkan kualitas portofolio hingga akhir tahun 2023," kata Okki melalui keterangan resminya, dikutip Senin (10/7/2023).
Dia mengatakan BNI akan memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut hingga akhir tahun 2022. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat tahun 2022 mencapai 5,01%, yang mengakibatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,31% sepanjang tahun 2022.
Pemulihan ekonomi ini terus berlanjut pada kuartal pertama tahun 2023, dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor mencapai 5%.
Sementara itu, tren perbaikan kualitas kredit perbankan secara industri juga kian membaik. Rasio NPL gross yang menurun menjadi 2,52% per Mei 2023, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara itu, NPL net juga turun menjadi 0,77%.
(mkh/mkh)