
IHSG Pengen Rebound Hari Ini? Simak Syaratnya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,82% ke 6.716,46 selama pekan lalu. Posisi tersebut lebih baik dari posisi pekan sebelumnya yang menguat 0,33%. Alhasil, IHSG sudah menguat dalam dua pekan beruntun.
Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 37 triliun. Investor asing pun tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) mencapai Rp 593,83 miliar di seluruh pasar dan Rp574 miliar di pasar reguler sepanjang pekan ini. Dari dalam negeri, rilis data inflasi periode Juni 2023 menjadi sentimen utama.
Pada Senin (3/7), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi RI pada Juni 2023 sebesar 0,14% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 3,52% secara tahunan (year-on-year/yoy)
"Inflasi terjadi sebesar 0,14%,"kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (3/7).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi Juni 2023 akan menembus 0,25%, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,09%.
Hasil polling juga memperkirakan inflasi tahunan akan menembus 3,62% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,64%.
Hal ini menjadi potensi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunganya lebih awal, menurut beberapa ekonom. Inflasi di Asia Tenggara berangsur-angsur mereda sejak mencapai puncaknya September lalu sebesar 6%.
Kemudian, kisruh aksi saling balas pengetatan ekspor dan transfer teknologi yang berkaitan dengan industri semikonduktor antara China dan AS yang memanas turut mewarnai perdagangan minggu ini.
Selain itu, bursa global kebakaran setelah keluarnya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Pada Jumat, tiga indeks utama Wall Street memerah. Dow Jones Index turun 0,55%, melanjutkan pelemahan dua hari sebelumnya.
Selama pekan ini, ada sejumlah kabar dan rilis data ekonomi makro, baik dalam maupun luar negeri, yang akan menjadi perhatian pelaku pasar, mulai dari rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) RI per Juni, inflasi AS per Juni, hingga dimulainya (kick off) rilis kinerja kuartal II 2023 perusahaan Wall Street (terutama bank kakap).
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada Jumat pekan lalu, IHSG membentuk bearish marubozu dan mencoba menguji support berupa Fibonacci level 61,8% (6.706).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 52,59.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal, dengan kecenderungan melebar.
Hari ini, IHSG berpeluang kembali menguji support terdekat di 6.706 dan level psikologis 6.700 sebelum menentukan arah selanjutnya.
Adapun, resistance terdekat berada di area Fibonacci 50% (6.757).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat