Rupiah Dihajar Kanan Kiri, Dolar Tembus Rp 15.130

Revo M, CNBC Indonesia
07 July 2023 15:36
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali tak dapat menunjukkan tajinya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan menutup perdagangan pekan ini di atas level psikologis Rp15.000/US$.

Merujuk data Refinitiv, rupiah di pasar spot ada di posisi Rp15.130/US$. Rupiah terkoreksi 0,59% pada perdagangan hari ini, Jumat (7/7/2023).
Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 27 Maret 2023 atau lebih dari tiga bulan terakhir.

Pelemahan hari ini juga memperpanjang tren negatif mata uang Garuda. Nilai tukar rupiah telah terjadi pelemahan tiga hari secara berturut-turut sejak hari Rabu (5/7/2023). Dalam sepekan terakhir, rupiah ambles 0,92%.


Pelemahan rupiah dipicu oleh faktor domestik dan eksternal. Bekurangnya cadangan devisa (cadev) menjadi alasan pelemahan dari dalam  negeri sementara ekspektasi kenaikan suku bunga di AS menjadi faktor penggoyang rupiah dari eksternal.

Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan pada Jumat (7/7/2023) bahwa cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 mengalami penurunan sebesar US$1,8 miliar dari posisi pada akhir Mei 2023 yakni sebesar US$139,3 miliar menjadi US$137,5 miliar.

Sebagai catatan, cadev juga ambles hampir US$ 5 miiar pada Mei tahun ini.

Pelemahan mata uang Garuda hari ini diperparah akibat ketegangan perang dagang antara AS dan China mengenai ekspor bahan chip semikonduktor serta ekspektasi kebijakan hawkish bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Melansir Wall Street Journal (WSJ), Senin (4/7), China telah memberlakukan pembatasan ekspor pada dua mineral yang menurut Amerika Serikat sangat penting untuk produksi semikonduktor, sistem rudal, dan sel surya. Ini bisa menjadi semacam demonstrasi "kekuatan" China sebelum negosiasi perdagangan antara kedua negara.

Kementerian Perdagangan Beijing mengatakan mineral yang dimaksud, yaitu galium dan germanium, bersama dengan lebih dari selusin bahan terkait lainnya, akan tunduk pada kontrol ekspor yang tidak ditentukan mulai 1 Agustus.

Sementara itu, data tenaga kerja AS ikut membuat rupiah limbung.  AS melaporkan angka pekerjaan sektor swasta meningkat sebesar 497.000 pada Juni, menurut data dari perusahaan penggajian ADP. Ini menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak Juli 2022.
Peningkatan Juni lebih dari dua kali lipat perkiraan konsensus Dow Jones sebesar 220.000 keuntungan dan jauh lebih baik dari data 267.000 penambahan pekerjaan pada Mei.

Dengan masih panasnya tenaga kerja AS maka bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) diproyeksi akan kembali hawkish.
Investor memperkirakan sekitar 92% kemungkinan kenaikan pada pertemuan bank sentral akhir bulan ini, menurut alat FedWatch CME Group.

Kebijakan hawkish The Fed akan membuat dolar AS semakin dicari sehingga terus menguat dan mata uang lainnya akan ambruk.


(mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular