
Ini Dia Saham RI Dengan Cuan Terbesar 10 Tahun Terakhir

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangkaian ketidakpastian global terus menghantam pasar keuangan Tanah Air, terutama dari sisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sejak Covid-19 hingga ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina pasar modal Indonesia cenderung bergerak melambat.
Dari sisi IHSG, pergerakannya cukup 'tertatih-tatih'. Setelah mencoba pulih usai Covid-19, gejolak geopolitik Rusia-Ukraina Februari 2022 lalu kembali mengguncang pasar saham Tanah Air. Meskipun tidak setertekan masa Covid-19.
Hingga perdagangan hari ini Kamis (6/7/2023) IHSG terpantau terkoreksi 1,87% secara year-to-dat (ytd), sementara secara tahunan masih ambles 4,64% dan menguat tipis 1,55% dalam lima tahun terakhir.
Melihat data Refinitiv, selama kurun waktu 10 tahun terakhir, IHSG sempat mengalami penurunan 4 kali di tahun 2013, 2015, 2018 dan 2020. Jika mengacu data tahun 2013, IHSG mengalami kenaikan meskipun cenderung bergerak berfluktuasi.
Saat itu pertumbuhan IHSG turun 0,98% karena kebijakan suku bunga The Fed yang menjadi sentimen negatif bagi pasar saham RI. Namun, tahun 2014 berhasil pulih, bahkan IHSG langsung meroket tumbuh 22,29%.
Lebih rinci, menarik pula dilihat bagaimana perjalanan emiten-emiten 10 tahun terakhir ini. Melansir data dari Revinitiv setidaknya ada 15 saham dengan return paling jumbo.
PT Temas Tbk (TMAS) bercokol di posisi pertama dengan return terjumbo 10 tahun terakhir. Hingga perdagangan Kamis (6/7/2023) sesi I harga TMAS sudah berada di Rp 296/unit. Posisi kedua ada bercokol pula emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dengan return sebesar 1.980,54% dalam 10 tahun terakhir.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat