Analisis Teknikal

Kemarin Gagal, IHSG Berpeluang Jajal Level 6.700 Hari Ini

Putra, CNBC Indonesia
Rabu, 05/07/2023 06:45 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merosot pada perdagangan Selasa (4/7/2023).

IHSG ditutup melemah 0,22% ke posisi 6.681,754. Nilai transaksi kembali sepi, masih di bawah Rp10 triliun, yakni Rp7,9 triliun.

Volume perdagangan 17,43 miliar saham. Kendati melemah, sebanyak 313 saham naik, 233 turun, dan 191 stagnan.


Secara sektoral, sektor properti (IDXPROPERT) dan sektor teknologi (IDXTECHNO) menjadi pemberat, masing-masing minus 0,44% dan 0,27%.

Pelaku pasar masih mencerna dan menakar implikasi dari melandainya inflasi terhadap kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan kaitannya dengan aliran modal ke pasar saham.

Inflasi yang rendah bisa membuat investor tidak lagi begitu khawatir terhadap suku bunga.

Berdasarkan data BPS inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2023 tercatat sebesar 0,14% (month-to-month/mtm), sehingga IHK secara tahunan menjadi 3,52% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari inflasi IHK bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,00% (yoy).

Ke depan, BI juga meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023.Namun, ekonom melihat BI masih ogah memangkas suku bunga tahun ini.

Dalam jajak pendapatReutersyang dilakukan pada 14-19 Juni lalu, hampir dua pertiga dari responden, 15 dari 23, mengatakan, BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di angka 5,75% selama sisa tahun ini. Adapun, 8 ekonom memperkirakan ada pemangkasan suku bunga pada 2023.

Perkembangan ekonomi terbesar kedua dunia, China, juga tak luput dari perhatian investor. Ini karena China adalah salah satu mitra dagang dan investasi utama Indonesia.

Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah mengungkapkan, kontraksi 1% ekonomi China dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3% hingga 0,6%.

Aktivitas pabrik di China mengalami kontraksi 3 bulan berturut pada Juni 2023, sementara aktivitas non-manufaktur berada pada titik paling lemah sejak Beijing memutuskan menghentikan kebijakan ketat nol-Covid di akhir tahun 2022 lalu.

Data terbaru menunjukkan pemulihan yang tidak merata telah terjadi di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Ini akibat momentum pertumbuhannya melemah.

Data dari Biro Statistik Nasional yang dirilis pada Jumat (30/6/2023) menyebut indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi masuk di level 49,0 pada Juni, dibandingkan dengan 48,8 pada Mei dan 49,2 pada April.

Adapun, PMI manufaktur China versi Caixin/S&P Global, yang dirilis Senin (3/7), turun menjadi 50,5 di Juni dari 50,9 di Mei, kendati masih berada di area ekspansi (>50).

Hari ini, pergerakan bursa sama Asia, minus Wall Street yang memperingati hari kemerdekaaan (Fourth of July) AS, menjadi perhatian investor domestik. Kabar mengenai ketegangan bilateral AS-China juga mewarnai pergerakan pasar keuangan global.

Cum dividen sejumlah emiten juga akan ikut menjadi fokus investor pasar saham RI hari ini.

Analisis Teknikal

Foto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Selasa, IHSG tak mampu menembus resistance terdekat berupa Fibonacci 38,2% (6.706), tetapi masih mampu di atas support MA 20 (6.673).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 48,48.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal, dengan kecenderungan melebar satu sama lain.

Hari ini, sejauh sanggup bertahan di atas support MA 20 (6.673), IHSG berpotensi menguji resistance terdekat di 6.706 (Fibonacci 38,2%), yang menjadi 'penghalang' kuat untuk IHSG akhir-akhir ini.

Adapun, support selanjutnya untuk IHSG berada di 6.644 (Fibonacci 23,6%).

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat