Duh Kredit Macet Pinjol Semakin Menumpuk

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
04 July 2023 11:15
Ogi Prastomiyono dalam Konferensi Pers Anggota Dewan Komisioner OJK, Rabu (20/7/2022). (Tangkapan layar youtube Jasa Keuangan)
Foto: Ogi Prastomiyono dalam Konferensi Pers Anggota Dewan Komisioner OJK, Rabu (20/7/2022). (Tangkapan layar youtube Jasa Keuangan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan mencatat masyarakat Indonesia semakin gemar meminjam uang melalui pinjaman online (pinjol) P2P lending. 

Anggota Komisioner OJK sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Ogi Prastomiyono mengatakan per Mei 2023, outstanding pembiayaan yang disalurkan P2P lending sebesar Rp 51,46 triliun, naik 28,11% secara tahunan (yoy). 

Kendati melambat, pertumbuhan pembiayaan P2P lending tetap jauh di atas pertumbuhan kredit yang disalurkan industri perbankan. Sebagai informasi, kredit bank tumbuh 9,39% yoy. 

Akan tetapi secara nilai, pembiayan dari P2P lending masih kalah jauh dibandingkan dengan kredit dari industri perbankan. Per Mei 2023, bank menyalurkan kredit sebesar Rp 6.577 triliun, sedangkan P2P lending Rp 51,46 triliun. 

Seiring dengan kinerja dua digit tersebut, P2P lending dibayangi dengan naiknya kredit macet atau tingkat wanprestasi (TWP) 90. 

TWP90 adalah pembiayaan yang tidak dibayar lebih dari 90 hari sejak tanggal jatuh tempo oleh debitur.

Per Mei 2023, TWP90 sebesar 3,36%, naik 54 basis poin (bps) dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, TWP90 naik lebih tinggi atau 108 bps. 

Dengan asumsi TWP90 per Mei 2023 sebesar 3,36%, maka kredit macet P2P lending pada bulan tersebut senilai Rp 1,72 triliun. Jumlah ini naik lebih dari 80% dibandingkan dengan posisi Mei 2022 yang sebesar Rp 915 miliar. 

Ogi mengatakan TWP90 saat ini masih dalam kondisi cukup baik, karena masih di bawah batas atas dari OJK, yakni 5%. Dia mengatakan TWP90 tertinggi sempat terjadi pada Agustus 2020, saat pandemi Covid-19.

"Di awal pandemi Covid, itu capai level 8,82%. Tapi berjalan waktu, menurun di kisaran 2,8-3,3%, saat ini TWP90 di 3,36% kami anggap masih cukup baik," katanya dalam Rapat Dewan Komisioner OJK, Selasa (4/7/2023).

Adapun berdasarkan data statistik yang dipublikasi OJK, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi daerah paling banyak menyumbang kredit macet pinjol di Indonesia per April 2023. Angka TWP90 NTB diketahui mencapai 7,67%, alias di atas batas wajar OJK.

Di sisi lain, Pulau Jawa menyusul menjadi daerah dengan rata-rata kredit macet tinggi. Tercatat, angka TWP90 dari total outstanding pinjol per April 2023 di pulau Jawa mencapai 3,10%.

Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah kredit macet pinjol terbanyak di Pulau Jawa, dengan capaian TWP90 sebesar 3,60%. Menyusul, Jawa Timur memiliki rata-rata TWP90 terbesar kedua dengan angka 3,25%.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kredit Macet Naik 59,7%, Investasi di Pinjol Aman?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular