Market Commentary

Harga Emas Dunia Loyo, Kok 5 Sahamnya di RI Bergairah?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Selasa, 04/07/2023 09:54 WIB
Foto: Dok Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan emas di Indonesia secara mayoritas menguat pada perdagangan sesi I Selasa (4/7/2023), meski harga emas acuan dunia terpantau melandai.

Per pukul 09:39 WIB, dari tujuh saham emas, lima saham terpantau menguat dan dua saham cenderung stagnan.

Berikut pergerakan saham emiten tambang emas pada perdagangan sesi I hari ini.


SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Bumi Resources MineralsBRMS1361,49%
J Resources Asia PasifikPSAB841,20%
Hartadinata AbadiHRTA4320,93%
Aneka TambangANTM1.9750,51%
Merdeka Copper GoldMDKA3.1600,32%
Wilton Makmur IndonesiaSQMI510,00%
Archi IndonesiaARCI3400,00%

Sumber: RTI

Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) memimpin penguatan saham pertambangan emas di RI pada pagi hari ini, yakni melesat 1,49% ke posisi Rp 136/saham.

Sedangkan untuk saham raksasa pertambangan emas RI yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga menguat masing-masing 0,51% dan 0,32%.

Menguatnya saham emas RI terjadi meski harga emas acuan dunia terpantau melandai.

Pada perdagangan Selasa hari ini pukul 06:05 WIB, harga emas dunia di pasar spot terpantau berada di posisi US$ 1.921,09 per troy ons, turun tipis 0,02%.

Sedangkan pada perdagangan awal pekan, Senin kemarin, harga emas ditutup menguat 0,1% ke posisi US$ 1.921,43 per troy ons. Dengan ini, memperpanjang tren positif emas sejak perdagangan 29 Juni lalu. Sejak itu, harganya belum pernah melemah hingga perdagangan pagi ini.

Harga emas sedikit berubah dipicu oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat membebani daya tarik emas, sementara pasar menunggu data ekonomi utama untuk informasi lebih lanjut tentang jalur kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) ke depan.

Sementara belanja konsumen AS yang stagnan pada Mei menyarankan kenaikan suku bunga The Fed untuk menjinakkan inflasi perlahan-lahan berhasil, indeks harga PCE inti, ukuran yang disukai The Fed untuk melacak inflasi, meningkat 4,6% (year-on-year/yoy), setelah naik 4,7% di April.

Investor melihat peluang 87% dari kenaikan suku bunga 25 basis poin pada bulan Juli, menurut alat Fedwatch CME, dan mengharapkan suku bunga tetap di kisaran 5,25% -5,5% sebelum pemotongan pada tahun 2024.

Bullion berakhir 2,5% lebih rendah untuk kuartal kedua di tengah ekspektasi jalur kenaikan suku bunga The Fed yang lebih lama. Suku bunga tinggi menghambat investasi dalam emas yang tidak menghasilkan.

Indeks dolar mendekati level tertinggi dua minggu pada hari Jumat, membuat emas menjadi mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Pekan padat data di AS mencakup lowongan pekerjaan Departemen Tenaga Kerja AS dan survei perputaran tenaga kerja, laporan penggajian bulanan, dan risalah pertemuan Fed 13-14 Juni.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel, Saham Emas Kembali Jadi Incaran Pasar