Analisis Teknikal

Ceria di Awal Pekan, IHSG Siap Ditutup di Zona Hijau

Putra, CNBC Indonesia
03 July 2023 13:02
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan ditutup menguat 0,33% ke level 6.683,77 pada perdagangan sesi I hari ini, Senin (3/6/2023).

Penguatan IHSG ini didukung oleh mayoritas sektor. Energi tercatat menguat paling tinggi, yakni 1,14% pada akhir sesi I.

Kemudian disusul transportasi dan logistik yang naik 0,56%, barang konsumen primer (0,27%), dan perindustrian (0,21%).

Kontras, sektor teknologi justru merosot 1,01%. Senasib dengan teknologi, infrastruktur turun 0,36% serta properti dan real estate melemah 0,28%.

Secara umum 283 saham naik, 234 saham turun, dan 215 tidak bergerak.

IHSG berhasil menguat setelah melewati pekan yang pendek karena adanya libur panjang Idul Adha 1444 H. Perdagangan pekan lalu hanya berlangsung selama dua hari saja dan perdagangan Selasa pekan lalu menjadi akhir dari perdagangan semester I-2023.

Sepanjang semester I-2023, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kurang memuaskan, di mana IHSG ambles 2,09%. Hal ini karena IHSG tampak berada di dalam tren sideways. Pergerakannya terbatas di 6.500-6950 saja.

Meski begitu, kinerja IHSG di semester I-2023 masih lebih baik ketimbang kinerjanya pada semester I-2023, di mana IHSG ambles hingga 5,29%, bahkan menyentuh level psikologis 3.900 dan menjadikannya all time low (ATL) dalam beberapa tahun terakhir.

Secara garis besar kondisi IHSG dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni ketidakpastian ekonomi global. Mulai dari kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang masih hawkish hingga kondisi ekonomi negara-negara yang memiliki hubungan dagang dengan Indonesia yang cenderung melemah seperti China.

Meski pada semester I-2023 kurang menggembirakan, tetapi di awal semester II-2023, IHSG mampu bergerak di zona hijau. Investor berharap di semester kedua 2023, pergerakan pasar keuangan dapat lebih stabil, tentunya dengan kondisi global yang diharapkan membaik.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada sesi I, IHSG membentuk tiga candle hijau dan menembus area Fibonacci 38,2% (6.668) dan 50% (6.683).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik di 60,55.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada sedikit di atas garis sinyal, dengan kecenderungan menempel satu salam lain.

Di sesi II, IHSG berpeluang ditutup di zona hijau dan akan menguji resistance selanjutnya berupa 61,8% (6.697), dengan support terdekat di area Fibonacci 38,2% (6.668).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular