Buka Lembar Baru Semester II, Bagaimana Kans IHSG Hari Ini?
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri Juni dan semester I dengan melemah.
Pada perdagangan Selasa pekan lalu (27/6), sebelum libur panjang Hari Raya Idul Adha, IHSG ditutup terkoreksi 0,04% ke 6.661,88.
Sedangkan, sepanjang semester I-2023, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kurang memuaskan, di mana IHSG minus 2,76%. IHSG berada di dalam tren sideways. Pergerakannya terbatas di kisaran 6.500-6950.
Secara garis besar kondisi IHSG dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni ketidakpastian ekonomi global.
Mulai dari kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang masihhawkishhingga kondisi ekonomi negara-negara yang memiliki hubungan dagang dengan Indonesia yang cenderung melemah seperti China.
Di paruh kedua 2023, secara makro, fundamental perekonomian Indonesia yang cukup baik berpotensi menjadi daya tarik pelaku pasar domestik maupun asing.
Selain itu, inflasi yang lebih terjaga, dan perekonomian yang tetap dapat bertumbuh menjadi katalis positig untuk IHSG ke depan.
Namun, potensi aksi 'galak' The Fed yang masih akan berlanjut dan risiko resesi AS masih akan membayangi pasar saham global, tak terkecuali RI.
Dalam waktu dekat, data inflasi Indonesia per Juni dan PMI manufaktur yang akan dirilis pada hari ini hingga risalah rapat FOMC The Fed dan rilis kinerja kuartal II 2023 akan menjadi pewarna perdagangan saham RI.
Analisis Teknikal
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada Selasa pekan lalu, sebelum libur Idul Adha, IHSG membentuk doji di tengah transaksi yang sepi dan menguji support berupa area Fibonacci 23,6% (6.659).
IHSG masih tertahan di bawah resistance (MA20) di kisaran 6.670.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI berada di 45,05.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada sedikit di atas garis sinyal, dengan kecenderungan menempel satu salam lain.
Hari ini, IHSG berpotensi support terdekat di kisaran 6.659. Apabila memantul dari area support tersebut, IHSG berpeluang menguji resistance berupa MA20 (6.670) sebelum menentukan arah selanjutnya.
Namun, apabila menembus support 6.659, IHSG berpotensi kembali menguji support selanjutnya di 6.635.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(trp/trp)