
Rogoh Rp 1,35 T, Petrosea Caplok Tambang Batubara Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Petrosea Tbk (PTRO) bersama dengan anak usahanya di industri batu bara yaitu Karya Bhumi Lestari (KBL) melakukan proses akuisisi. Dalam hal ini KBL mengakuisisi saham PT Kemilau Mulia Sakti (KMS), yang merupakan pemegang saham PT Cristian Eka Pratama (CEP).
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) transaksi akuisisi tersebut dilakukan dengan membeli seluruh saham milik PT Insan Global Pawulang (IGP) dalam KMS sejumlah 35,58 juta saham atau setara dengan 99,93% dari saham yang ditempatkan dan disetor dalam KMS oleh PTRO.
Akuisisi juga dilakukan dengan membeli seluruh saham milik pemegang saham KMS, yakni Mustakim Hamzah Musa (MHM) dan Said Rahmadi (SR) sejumlah 25.000 saham atau setara dengan 0,07% dari saham yang ditempatkan dan disetor dalam KMS oleh Karya Bhumi Lestari.
Adapun nilai transaksi tersebut senilai US$ 90,56 juta atau setara Rp 1,35 triliiun jika dihitung berdasarkan nilai tukar/kurs Rp 15.000 per Dolar Amerika Serikat.
"Perseroan bermaksud untuk terus memperkuat berbagai kapabilitas yang dimiliki secara berkelanjutan, termasuk melakukan kegiatan penambangan batubara sebagai perwujudan dari rencana strategis untuk mengembangkan usaha di sektor pertambangan dan energi," tulis manajemen, Selasa (27/6).
Oleh karena itu, perseroan dan KBL melakukan pengambilalihan seluruh saham KMS yang dimiliki oleh IGP, MHM dan SR sejumlah 35.614.375 lembar saham atau mewakili 100% kepemilikan.
KMS adalah sendiri pemilik sah menurut hukum dan pemegang manfaat dari 4.950 lembar saham atau mewakili 99,00% kepemilikan di CEP.
CEP bergerak di bidang operasi penambangan batubara dan merupakan pemegang Izin Usaha Pertambangan - Operasi Produksi (IUP-OP) dengan luas konsesi sebesar 4.776 hektar di wilayah operasi yang terletak di Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.
Rencana transaksi akuisisi 100% saham KMS oleh Petrosea dan KBL memberikan peningkatkan jumlah aset sebesar 18,50% menjadi US$ 706.730 ribu berasal dari aset tidak berwujud-bersih menjadi sebesar US$ 116.344 ribu dan goodwill menjadi sebesar US$ 19.768 ribu. Total liabilitas meningkat menjadi sebesar 36,96% menjadi US$ 408.739 ribu berasal dari liabilitas jangka panjang pihak ketiga menjadi sebesar US$ 134.622 ribu dan liabilitas pajak tangguhan sebesar US$ 28.693 ribu.
"Transaksi ini akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan kinerja Perseroan dan kelangsungan usaha, termasuk menjadikan Perseroan sebagai sustainable resource company guna mendukung pengembangan sektor pertambangan Indonesia dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara serta seluruh pemangku kepentingan lainnya," tulis manajemen.
(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Bersih Petrosea (PTRO) hingga Kuartal III/2023 Ambles 65,63%