Emiten Bus AKAP Legendaris Ini Gak Bagi Dividen, Kenapa?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
26 June 2023 11:45
Ilustrasi Bis di KP. Rambutan, Selasa (19/6/2018).  Ilustrasi Bis
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten angkutan bus antar kota antar provinsi (AKAP) legandaris, PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) sepakat untuk tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya dari tahun buku 2022. Hal itu telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Managing Director LRNA Ryanta Soerbakti, alasan perseroan belum kembali belum bisa membagikan dividen tahun 2022 kepada para pemegang saham, karena masih fokus membenahi kinerja Perseroan.

"Secara keseluruhan, perbaikan ekonomi global memang terus meningkat. Tetapi daya beli masyarakat masih belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (26/5).

Namun untuk tahun ini, Perseroan optimistis industri transportasi darat berpenumpang umum ini bisa bertumbuh cepat seiring dengan adanya penambahan infrastruktur dan kenaikan mobilitas masyarakat.

"Pemerintah harus didukung oleh seluruh komponen demi mewujudkan rencana dan pelaksanaan pembangunan di segala bidang. Kami meyakini ini akan menjadi momentum bagi Perseroan untuk lebih ekspansif," ungkapnya.

Sepanjang tahun lalu, rugi bersih perseroan berhasil dipangkas hingga 19,47% dari rugi Rp 26,47 miliar di 2021 menjadi rugi Rp 21,31 miliar di 2022. Capaian tersebut berasal dari pendapatan usaha yang naik 32,62% menjadi Rp 93,10 miliar dari Rp 70,20 miliar di 2021.

Pendapatan segmen AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) tercatat Rp 82,99 miliar, naik 35,40% dari Rp 61,294 miliar, atau berkontribusi 89,14% total pendapatan. Kontribusinya naik dari tahun sebelumnya 87,31%. "Pendapatan kami naik, didorong meningkatnya moblitas masyarakat serta efisiensi dan optimalisasi biaya selama 2022," ujar Ryanta.

Tahun 2023, ada strategi ekspansi, yakni fokus pada bus listrik untuk memperkuat Divisi Rental berjangka panjang, dan memperkuat rute/trayek jarak pendek di sekitar Jabodetabek dan memperluas Angkutan Bandara (Jabodetabek Airport Connexion/JAC) karena memiliki potensi yang luar biasa.

"Kami memasuki era baru di Divisi Rental dengan mulai mengoperasikan bus listrik, karena kami meyakni bahwa electric bus adalah masa depan dari transportasi di Indonesia," katanya.

Berkaca dari tahun lalu, kontribusi pendapatan segmen Jabodetabek Airport Connexion (JAC) ini total pendapatan naik dari 2,66% menjadi 3,54% dan saat ini beroperasi dengan 18 unit untuk beberapa rute, diantaranya Bogor - Bandara Halim Perdana Kusuma, Cibubur - Bandara Halim, BSD City - Bandara Halim, BSD City - Bandara Soekarno Hatta dan Bogor - Soekarno Hatta.

Di sisi lain, Perseroan juga akan terus melakukan efisiensi di segala bidang guna meringankan beban serta menutup jurusan-jurusan yang tidak lagi menguntungkan serta memperkuat jurusan-jurusan jarak pendek dan bersifat commuter line di antaranya Jabodetabek Residence Connexion (JRC), Jabodetabek Airport Connexion (JAC) dan Trans Jabodetabek Reguler (TJR).

Dan Perseroan berusaha melakukan penguatan kembali di divisi Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dengan melakukan rehabilitasi kualitas armada yang sempat tertahan selama pandemik.

Sementara, pada kuartal I- 2023, pendapatan Perseroan naik 7,4% menjadi Rp 18,49 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 17,22 miliar. Rugi bersih juga berhasil dipangkas 42% menjadi rugi Rp 2,11 miliar dari sebelumnya rugi Rp 3,64 miliar.

Kontribusi terbesar masih dari segmen bus AKAP Rp 15,19 miliar, naik dari Rp 15,08 miliar, disusul segmen Divisi Rental Rp 1,47 miliar dari Rp 778,50 juta, segmen bus angkutan bandara/Jabodetabek Airport Connexion (JAC) Rp 1,02 miliar dari Rp 611,44 juta dan segmen Jabodetabek Residence Connexion (JRC) serta Trans Jabodetabek Reguler (TJR) yakni Rp 805,68 juta dari Rp 749,93 juta.


(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: BCA Tebar Dividen Rp 270 Per Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular