Generali Sebut Gado-gado Jadi Senjata Investasi

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
23 June 2023 10:30
Ilustrasi (Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash)
Foto: Ilustrasi (Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investasi merupakan salah satu faktor penunjang aset suatu perusahaan asuransi. Setiap perusahaan memiliki racikan instrumen investasinya masing-masing.

Di tengah tren suku bunga tinggi, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia). CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman pun mengemukakan rumus investasi yang dipegang perusahaannya.

"Kita banyak di bond atau obligasi, deposito, ada juga di saham, macam-macam. Mixing aja. Kan makan gado-gado kalau Cuma kacang doang enak gak? Enggak kan," ungkap Edy, kepada wartawan usai acaranya di Gedung Kantor Pos Indonesia, Jakarta pusat, Kamis, (22/5/2023).

Di samping kelakarnya tersebut, Edy mengemukakan bahwa instrumen investasi yang saat ini paling banyak digenggam oleh Generali Indonesia adalah obligasi pemerintah.

Diketahui, obligasi merupakan salah satu produk investasi dengan risiko paling rendah. Namun, di sisi lain, surat utang tersebut memiliki imbal hasil investasi yang lebih sedikit dibandingkan instrumen lainya.

Merujuk pada laporan keuangan per Mei 2023, Generali Indonesia mencatat pendapatan hasil investasi sebesar Rp117,5 miliar. Generali mencatatkan tigkat rasio tingkat solvabilitas atau RBC sebesar Rp352% pada Mei 2023.

Generali masih mencatatkan rugi komprehensif sebesar Rp27,53 miliar. Generali berhasil mengurangi kerugiannya sebesar XX% dari semula Rp118,57 miliar.

Di tengah laba yang masih minus tersebut, Generali masih mencatatkan penurunan pendapatan premi per Mei 2023 sebesar XX%. Pendapatan premi turun dari Rp1,08 triliun menjadi Rp1,07 triliun.

Meski begitu, total pendapatan keseluruhannya masih tertolong dengan imbal hasil investasi yang berubah dari rugi ke untung. Sebelumnya, Generali mencatatkan hasil investasi sebesar Rp-311,8 miliar. Kini, imbal hasil investasi Generali mencapai Rp117,5 miliar.

Di sisi top line, Generali membukukan kenaikan jumlah aset di Mei 2023 dari Rp6,39 triliun menjadi Rp7,08 triliun. Selain itu, jumlah ekuitasnya juga meningkat dari Rp1,38 triliun menjadi Rp1,45.

Terkait kerugian yang masih menerpa perusahaannya, Edy berdalih, kerugian tersebut berkat masifnya pertumbuhan generali. Akhir-akhir ini, Generali memang sedang menggalakkan ekspansi bisnis, sehingga pos bebannya bertambah banyak.

"Meruginya suatu asuransi, rugi tuh ada yang jelek dan ada yang baik. Kalau kita bertumbuh, alias berekspansi," tutup Edy.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Unitlink Kian Ditinggalkan, Asuransi Kini Andalkan Produk Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular