Dolar Sempat Tembus Rp15.000, BI Pede Rupiah Bakal Menguat!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
22 June 2023 14:34
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juni 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juni 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, nilai tukar rupiah beberapa hari terakhir yang sempat menyentuh level Rp 15.000/US$ disebabkan karena ketidakpastian pasar keuangan global. Dan diperkirakan akan menguat ke depannya. 

Kendati demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini bahwa ke depan nilai tukar rupiah akan mengalami penguatan, ditopang berlanjutnya surplus transaksi berjalan dan aliran modal asing.

Perry menjelaskan, nilai tukar rupiah sampai 21 Juni 2023 melemah 0,56% dibandingkan dengan rerata kurs pada bulan Mei 2023.

Dengan perkembangan tersebut, lanjut Perry, penguatan rupiah dibandingkan level akhir 2023 lebih baik dari apresiasi rupee India dan peso Filipina masing-masing 0,85% dan 0,15%. Sedangkan baht Thailand mengalami depresiasi 0,70%.

"Ke depan BI perkirakan apresiasi nilai tukar rupiah akan terus berlanjut ditopang surplus transaksi berjalan dan aliran masuk modal asing, seiring prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik," jelas Perry dalam konferensi pers, Kamis (22/6/2023).

Ke depan, BI mengklaim akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi, khususnya melalui triple intervention dan twist operation, untuk mengendalikan imported inflation dan rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Selain itu operasi valas, juga akan terus diperkuat term deposit valas devisa hasil ekspor, serta penambahan tenor lelang term deposit valas jangka pendek.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (22/6/2023) pergerakan rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat 0,10% secara harian menjadi Rp14.925/US$ di pasar spot.

Dengan begitu, sejak awal bulan Juni rupiah bertahan bertahan di zona penguatan sebesar 0,40%.

Penguatan hari ini memperpanjang tren positif yang sudah berlangsung sejak kemarin. Pada perdagangan Rabu kemarin, rupiah juga ditutup menguat 0,37%.

Penguatan disinyalir karena respon pelaku pasar atas pengumuman perubahan status Covid-19 menjadi endemi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin akhirnya mengumumkan akhir dari status pandemi covid-19.

Masyarakat mulai kemarin akan memasuki masa endemi setelah merasakan 3 tahun pandemi covid-19.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Melemah Empat Hari Beruntun, Akan Berakhir Kapan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular