Pertumbuhan Kredit Kuartal I Melambat, OJK Ungkap Penyebabnya

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Rabu, 21/06/2023 11:20 WIB
Foto: Dunia Penuh Tantangan, Bos OJK Beberkan Prospek Pasar Keuangan RI (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara soal pertumbuhan kredit yang lesu pada kuartal I/2022 ini. Seperti diketahui, pertumbuhan kredit bank tercatat melambat. Memasuki awal kuartal II/2023 atau April kredit hanya tumbuh 8,08% secara tahunan (yoy), terendah sejak Maret 2022 atau setahun terakhir.

Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan kredit April 2023 melambat cukup signifikan atau turun dari 9,37% yoy.

Sama halnya dengan dana pihak ketiga (DPK) per April 2023 yang menurut catatan Bank Indonesia (BI) hanya tumbuh 7% secara tahunan, turun tipis dari sebulan sebelumnya 7,2% yoy.


Bila dibandingkan dengan posisi awal tahun, pertumbuhan kredit dan DPK pada awal kuartal I/2023 terbilang melambat. Pada Januari pertumbuhan kredit mencapai lebih dari 10% yoy, sementara DPK sebesar 8,5% yoy.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara mengaku, hal itu memang merupakan siklus tahunan dari pola pergerakan perekonomian Indonesia. Pada kuartal pertama, pertumbuhan kredit memang cenderung melambat alias belum bergairah.

"Kalau kita lihat, ekonomi Indonesia dan saya rasa banyak di ekonimi lainnya kuartal I selalu lebih slow atau rendah. Aktivitas ekonomi baru awal tahun orang belum belanja produksi, (daya beli) orang masih lemah ditambah (harga komoditas) yang turun," jelas Mirza dalam acara Power Lunch CNBC Indonesia, dikutip Rabu (21/6).

Menurutnya, jika mengambil kesimpulan berdasarkan pada realisasi kuartal pertama dianggap terburu-buru. Sebab, dalam siklus pola ekonomi, baru mulai merangkak naik pada kuartal II. "Selalu lebih lemah di kuartal II, kuartal II recovery, kuartal II kemudian lebih kenceng, kuartal IV Desember melandai," imbuhnya.

Sehingga, Mirza menegaskan, perlambatan pertumbuhan kredit pada kuartal I merupakan hal yang biasa. Apalagi, ada faktor penurunan harga komoditas yang cukup berpengaruh secara signifikan.

"Sekarang turun back to normal. Pasti ada berdampak pada permintaan terhada ekonomi. Kelihatan di kuartal I atau kuartal II. Tapi kita lihat budget pemerintah mulai pulih di kuartal II, kuartal III lebih cepat lagi. Aktivitas ekonomi juga," pungkasnya.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Soroti Ketahanan Bisnis Asuransi, Pembiayaan & Dapen