BI Ramal Penyaluran Kredit Juni 2023 Bakal Melonjak
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan penyaluran kredit baru tumbuh lebih tinggi dari Bulan Mei pada Juni 2023. Saldo bersih tertimbang perkiraan penyaluran kredit baru Juni 2023 sebesar 96,5%.
Peningkatan penyaluran kredit baru pada Juni 2023 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank dan hampir seluruh jenis penggunaan, kecuali kredit konsumsi KPR yang terindikasi melambat.
"Sementara itu, untuk keseluruhan triwulan II 2023, penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan diprakirakan meningkat," ungkap Erwin Haryono, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi (BI) secara tertulis pada Selasa, (20/6/2023).
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil survei terbaru yang mengindikasikan adanya peningkatan penyaluran kredit baru oleh perbankan mencapai 68,9% pada Mei 2023.
Peningkatan ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada Mei 2023 yang naik 68,9% dari bulan sebelumnya. SBT Mei 2023 tercatat sebesar 82,6%.
Faktor utama yang mempengaruhi penyaluran kredit baru di bulan Mei 2023 sendiri karena adanya permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.
Berdasarkan kategori bank, peningkatan penyaluran kredit baru pada Mei 2023 diprakirakan terjadi pada Bank Umum, sementara penyaluran kredit baru oleh Bank Umum Sariah (BUS) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) diprakirakan melambat.
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru pada Mei 2023 terindikasi meningkat pada seluruh jenis kredit. Faktor utama yang memengaruhi prakiraan penyaluran kredit bar pada Mei 2023 yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.
Namun, BI mengindikasikan permintaan pembiayaan korporasi pada Mei 2023 tumbuh terbatas. SBT pembiayaan korporasi tercatat sebesar 12,5%, lebih rendah dari SBT 19,8% pada April 2023.
"Mayoritas pembiayaan bersumber dari dana sendiri namun lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya," komentarnya.
Sementara itu, permintaan pembiayaan yang bersumber dari perbankan dalam negeri terindikasi meningkat. Adapun pembiayaan dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik terindikasi lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru terindikasi sedikit meningkat pada Mei 2023. Mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa Kredit Multi Guna dan memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan.
Selain perbankan, survei tersebut menunjukkan bahwa konsumen rumah tangga cenderung memilih Koperasi dan leasing sebagai sumber pembiayaan lain untuk memenuhi kebutuhannya.
(fsd/fsd)