Emiten Milik TP Rachmat Rogoh Kocek Rp 250 Miliar Buat Ini

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Selasa, 20/06/2023 14:55 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten CPO milik TP Rachmat, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) menyampaikan transaksi afiliasi pada entitas anaknya, yaitu PT Kedap Sayaaq Dua.

"Dengan ini kami sampaikan penjelasan transaksi peningkatan modal yang telah dilakukan PT Kedap Sayaaq Dua (KSD) selaku perusahaan terkendali PT Triputra Agro Persada Tbk (Perseroan)," kata Corporate Secretaryu PT Triputra Agro Persada Tbk Joni Tjeng dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (20/6).

Dalam transaksi afiliasi ini, TPAG menyuntikan dana senilai Rp 250 miliar pada 16 Juni 2023.


"Tidak berdampak material serta tidak ada perubahan kepemilikan atas transaksi kenaikan modal yang dilakukan pada PT Kedap Sayaaq Dua (KSD)," pungkasnya.

Sebagai informasi, perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini untuk investasi sebesar Rp 920 miliar.
Direktur Triputra Agro Persada Tjandra Karya Hermanto mengatakan, anggaran tersebut naik dibandingkan tahun 1022 yang sebesar Rp 660 miliar.

"Pengeluaran kami untuk investasi akan lebih besar tahun ini, yakni Rp 920 miliar," ujarnya di Hottel Manhattan Jakarta, Selasa (16/5).

Tjandra menjelaskan, belanja modal sebagian besar digunakan untuk infrastruktur penunjang operasional dan produksi. Ia merincikan, sebesar 37% capex akan dipakai untuk pengadaan kendaraan dan alat berat, 27% untuk pembangunan perumahan, 10% untuk keperluan pabrik, 7% untuk tanaman, dan sisanya 19% untuk keperluan lain-lain.

"Fokus kita infrastruktur dan perumahan untuk kelancaran proses produksi perseroan," ungkapnya.

Sementara, selama kuartal I-2023, realisasi belanja modal perseroan sebesar 20% atau sekitar Rp 184 miliar. Realisasi capex akan dilaksanakan secara bertahap sampai akhir tahun.

Tjandra mengaku, perseroan memproyeksikan pertumbuhan produksi sawit pada 2023 tidak akan sebesar 2022 karena adanya kondisi iklim El Nino. Sehingga, pihaknya memperkirakan produksi hanya akan tumbuh single digit.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat