
Emiten Laboratorium (DGNS) Gak Bagi Dividen, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten laboratorium klinis PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk. (DGNS) memutuskan untuk tidak membagikan dividen pada tahun buku 2022. Hal itu telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
Direktur Utama Diagnos Laboratorium Utama Mesha Rizal Sini mengatakan, perseroan akan melanjutkan ekspansi pada 2023 melalui pembukaan jaringan outlet dan cabang baru.
"Salah satunya dengan mengembangkan produk yang berbasis genetics / genomics dan medical checkup dan layanan tambahan yang berlandaskan teknologi informasi atau digital Laboratorium," ujarnya dalam keterangannya, Selasa (20/6).
Pada tahun 2022, DGNS telah menambah satu cabang baru yang berlokasi di Batam sehingga total cabang yang dimiliki perusahaan sebanyak 5 unit yang tersebar di Ciputat, Denpasar, Padang, Makassar, dan Batam. Sementara itu, untuk outlet, DGNS telah menambah 7 outlet sehingga total outlet di tahun 2022 adalah sebanyak 39 jaringan outlet baru yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Selain mengembangkan berfokus pada layanan pemeriksaan genetik, entitas Grup Bundamedik Healthcare System (BMHS) juga terus pengembangan produk layanan untuk pemeriksaan di luar Covid-19, seperti Medical Check Up (MCU) baik yang diluncurkan bersama sama dengan klinik atau rumah sakit rekanan perseroan maupun layanan paket pemeriksaan yang ditawarkan melalui cabang-cabang mandiri perseroan.
Pada tahun 2023 DGNS telah melakukan penyertaan saham pada start up bioteknologi di Singapura, Asa Ren Pte. Ltd., dengan berinvestasi sebesar US$ 300.000 atau setara dengan Rp4,5 miliar.
Sepanjang tahun 2022, laba bersih DGNS sebesar Rp12,66 miliar. Angka tersebut turun 80,3% dibandingkan dengan 2021 yang menyentuh Rp 64,30 miliar. Perseroan juga memiliki rencana penggunaan dana untuk pengembangan usaha perseroan.
Pertama, pembangunan laboratorium Central dan kantor pusat perseroan yang mana membutuhkan dana sebesar Rp 25 miliar yang didanai sebagian dengan kas internal perseroan dan dana utang bank.
Kedua, pembangunan outlet dan pembelanjaan modal alat-alat teknologi dan sistem internal perusahaan sebagai bentuk pengembangan binsis perusahaan sebesar Rp 7,46 miliar. Ketiga, pembayaran investasi ke Asa Ren PTE LTD untuk pengembangan bisnis genomic, sebesar Rp 4,5 miliar.
"Dimana dengan besarnya kebutuhan belanja modal perseroan, maka RUPS tidak membagi dividen atas laba bersih perseroan pada tahun buku 2022," jelasnya.
(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: BCA Tebar Dividen Rp 270 Per Saham