Lanjutkan Tren Pelemahan, IHSG Dibuka di Zona Merah

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
Selasa, 20/06/2023 09:12 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (20/6/23) dibuka melemah ultra tipis 0,03% menjadi 6.684,31. Beberapa faktor eksternal akan memengaruhi pergerakan pasar saham di hari ini.

Pada pukul 09.03, IHSG terus melemah hingga 0,29% ke level 6.669,22. Perdagangan menunjukkan terdapat 183 saham naik, 128 saham turun sementara 234 lainnya mendatar.

Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 435 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 236 miliar.


Pasar akan memperhatikan perkembangan di bursa Eropa dan bursa Asia-Pasifik, setelah bursa Wall Street libur pada Hari Juneteenth.

Di Eropa, perdagangan kemarin tidak memberikan sentimen yang signifikan, namun pada pekan ini, perhatian pasar akan tertuju pada kebijakan suku bunga Bank of England (BoE) dan Swiss National Bank (SNB). BoE diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan hingga 6%, yang lebih tinggi dari suku bunga The Fed dan European Central Bank (ECB) saat ini. Gubernur BoE, Andrew Bailey, mengungkapkan bahwa inflasi masih tinggi dan pasar tenaga kerja masih dalam keadaan ketat.

Selain BoE, SNB juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan pada pekan ini. Meskipun tingkat inflasi domestik mulai melandai, pasar memperkirakan SNB tetap akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp).

Selain itu, pasar juga akan memantau perkembangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China setelah pertemuan diplomatik antara kedua negara dilakukan. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, melakukan kunjungan diplomatik ke Beijing dengan tujuan untuk menstabilkan ketegangan antara kedua ekonomi terbesar di dunia tersebut. Pertemuan Blinken dengan Presiden China, Xi Jinping, diharapkan dapat membantu memfasilitasi pertemuan puncak antara Xi dan Presiden AS, Joe Biden, di akhir tahun 2023.

Di sisi lain, China juga sedang membahas langkah-langkah untuk memacu pertumbuhan ekonomi mereka. Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) diperkirakan akan kembali menerapkan kebijakan moneter longgar dengan memangkas suku bunga pinjaman acuan. Langkah ini diambil untuk menopang pemulihan yang melambat di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Perkembangan di China memiliki dampak signifikan bagi perekonomian regional, termasuk Indonesia. Sebagai mitra dagang terbesar Indonesia, perkembangan ekonomi China akan memengaruhi ekspor Indonesia dan investasi asing yang masuk ke negara ini.

Pasar juga akan memperhatikan notula rapat dari Reserve Bank of Australia (RBA), bank sentral Australia, yang akan diumumkan hari ini. RBA telah melakukan kenaikan suku bunga sebanyak 12 kali sejak Mei tahun lalu, dan pasar akan mencermati setiap pidato pejabat RBA terkait kebijakan suku bunga.

Dengan adanya berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi sentimen pasar, pelaku pasar di IHSG diharapkan untuk tetap waspada dan memantau perkembangan terkini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat