Arahan Wapres Buat Keuangan Syariah, Hati-hati Hal Ini

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
19 June 2023 15:10
Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Musrenbangnas RKP 2024 dan Peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050. (Tangkapan Layar Youtube Bappenas RI)
Foto: Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Musrenbangnas RKP 2024 dan Peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050. (Tangkapan Layar Youtube Bappenas RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengungkapkan beberapa arahan bagi bisnis sektor keuangan syariah agar dapat sejajar dengan keuangan konvensional. Pasalnya, bisnis keuangan merupakan hal yang sangat vital terhadap perekonomian suatu negara karena terkait dengan kepercayaan masyarakat.

"Semua pihak yang terlibat, semua dituntun untuk memiliki standar dalam pengelolaan sektor keuangan, fraud atau kecurangan di sektor keuangan bukan hanya meruntuhkan kepercayaan masyarakat melainkan juga berpotensi meruntuhkan suatu negara dalam waktu yang singkat," ujarnya di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (19/6/2023).

Ma'ruf Amin memaparkan pelaku sektor keuangan harus benar-benar menjaga kepercayaan masyarakat. Dalam hal ini, pelaku usaha, regulator dan pengawas, serta nasabah maupun investor.

"Semua harus menjalankan tugas dan prosedur yang ada, semua harus betul-betul terlindungi," sebutnya.

Dia melanjutkan, sektor keuangan syariah juga harus memperhatikan prinsip kehatian-hatian. Oleh karena itu dia meminta untuk menghindari instrumen produk-produk yang berisiko tinggi yang dapat menimbulkan gagal bayar.

"Seperti pada kasus kredit perumahan di Amerika Serikat yang memicu krisis ekonomi global pada 2008," ungkapnya.

Terakhir, instrumen keuangan syariah harus terus dikembangkan. Hal itu untuk mengakselerasi pertumbuhan keuangan syariah agar semakin mudah, serta meningkatkan edukasi masyarakat terhadap produk-produk keuangan syariah.

"Profil risiko harus dijelaskan secara terbuka agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ma'ruf meminta agar inovasi dalam bidang instrumen keuangan syariah terus ditingkatkan. Inovasi tersebut harus disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.

"Di pasar keuangan berbagai instrumen keuangan terus berkembang mengikuti zaman dan kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Apalagi, Ma'ruf Amin melanjutkan, hal itu seiring dengan perkembangan era digitalisasi yang juga menuntut sektor keuangan syariah agar dapat beradaptasi.

"Inovasi-inovasi produk keuangan terus bermunculan, terlebih di era digitalisasi ini, yang menuntut sektor keuangan syariah juga harus mampu dan cepat beradaptasi terhadap perkembangan produk-produk yang ditawarkan," jelasnya.

Menurutnya, masih banyak tantangan bagi sektor keuangan syariah Indonesia, yang mana salah satunya masih minimnya masyarakat atau inklusi keuangan syariah dibandingkan dengan keuangan konvensional.

Ma'ruf menyebut, inklusi keuangan syariah masih sangat rendah yakni sebesar 12,12%. Angka tersebut jauh dibandingkan keuangan inklusi keuangan konvensional yang sebesar 85,1%.

Dia menambahkan, literasi keuangan syariah di Indonesia juga masih rendah, yakni pada level 9,14% sepanjang tahun 2022. Angka ini jauh di bawah indeks literasi keuangan secara keseluruhan sebesar 49,68%.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BSI Punya Senjata Baru, Ma'ruf Amin Berharap Bisa Genjot KPR

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular