
7 Saham Bank Rontok, Ternyata Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan Rabu (14/6/2023) sektor perbankan kompak mengalami koreksi. Sentimen pemangkasan suku bunga baik global dan dalam negeri menjadi sentimen negatif bagi sektor perbankan.
Dari global, inflasi AS melandai ke 4,0 % (yoy) pada Mei 2023, dari 4,9% (yoy) pada April. Inflasi tersebut adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari dua tahun terakhir.
Melandainya inflasi ini menjadi modal penting bagi The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga. Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan The Fed akan segera mengakhiri kenaikan suku bunga pada rapat FOMC hari ini, Rabu (14/6/2023).
The Fed sudah mengerek suku bunga sebesar 500 bsp sejak Maret 2022 menjadi 5-5,25% yang merupakan level tertingginya sejak 2006 silam.
Hal mengejutkan datang dari China. Bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) secara mengejutkan memangkas suku bunga seven-day reverse repurchase rate sebesar 10 basis poin menjadi 1,9%, pada Selasa kemarin.
Pelonggaran kebijakan moneter ini menjadi yang pertama dilakukan PBoC sejak Agustus tahun lalu. Dengan memangkas suku bunga maka PBoC menambah likuiditas sebesar dua miliar yuan (US$ 279,97 juta) ke perekonomian.
Langkah tersebut dilakukan untuk menggerakkan ekonomi China yang tengah lesu. Stimulus China diharapkan ikut menggerakkan ekonomi China dan Asia. Tiongkok adalah motor utama ekonomi di Asia sehingga apapun yang terjadi di sana akan berdampak ke banyak negara, termasuk Indonesia.
Selain itu, Morgan Stanley memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menjadi bank sentral pertama di kawasan Asia yang menurunkan suku bunga acuan pada tahun ini.
Morgan Stanley adalah sebuah perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika.
Menurut perkiraan Morgan Stanley, Bank Indonesia (BI) akan segera melonggarkan suku bunga kebijakan pada kuartal keempat tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh dinamika ekonomi Indonesia yang cenderung terkendali dalam hal stabilitas makro.
Diperkirakan bahwa penurunan suku bunga acuan BI akan berlanjut pada kuartal pertama 2024 dengan pemangkasan sebesar 25 basis poin. Setelah itu, suku bunga BI diproyeksikan tetap pada tingkat 5 persen sepanjang tahun 2024. Hal ini sejalan dengan pandangan Morgan Stanley.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Dia 10 Bank dengan Aset Jumbo di Indonesia