Ini Cara KB Bukopin Dorong Pertumbuhan Kredit 6% di 2023
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) optimistis mampu mencapai target pertumbuhan kredit 5-6% tahun ini, di tengah tren perlambatan industri perbankan. Optimisme ini menyusul pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif serta inflasi yang terkendali.
Wakil Direktur Utama KB Bukopin, Robby Mondong optimistis laju pertumbuhan kredit akan semakin baik, dan likuiditas tetap terjaga. Dengan begitu perusahaan mampu melakukan ekspansi usaha dan mengembangkan bisnisnya.
"KB Bukopin yakin akan mencapai target pertumbuhan kredit, di angka 5-6%. Untuk itu kami berkomitmen mengelola likuiditas, menyalurkan kredit secara prudent, dan memperluas ekspansi usaha sehingga dapat mencapai target tersebut," kata Robby dalam siaran pers, Selasa (13/6/2024).
Untuk mendorong ekspansi bisnis, Bank KB Bukopin fokus menggarap bisnis korporasi, sejalan dengan pengembangan bisnis infrastruktur, ritel dan SME. Salah satu bisnis korporasi yang tengah digarap yaitu Korean Link Business.
Dengan dukungan besar dari KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham mayoritas, perusahaan memiliki peluang untuk menggarap nasabah perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia. Saat ini ada lebih dari 2.000 perusahaan asal Korea Selatan di Indonesia, dan berpotensi untuk menjadi nasabah Korean Link Business.
Dari sisi korporasi, KB Bukopin juga aktif menyalurkan kredit sindikasi. BBKP saat ini berada di ranking 5 sebagai bank penyalur sindikasi terbesar di Indonesia hingga kuartal I- 2023, baik pada segmentasi State Owned Enterprise (SOE), perusahaan swasta atau Korean Link Business.
Menurut dia, bisnis UMKM dan retail akan menjadi fokus utama karena market Indonesia untuk segmen kelas menengah individual masih sangat terbuka untuk digarap. Salah satunya melalui bisnis kredit pensiun, KB Bukopin pun telah bekerjasama dengan Taspen dan Asabri dengan portfolio kelolaan mencapai Rp 12 triliun.
Segmen UMKM juga masih sangat besar potensinya untuk digarap, oleh KB Bukopin. Seperti diketahui, sektor UMKM menyumbangkan 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
"KB Bukopin juga berkomitmen untuk memacu laju portofolio hijau yang bergerak pada sektor energi terbarukan, produk eko-efisien, serta transportasi ramah lingkungan yang masih menjadi penggerak utama pertumbuhan pembiayaan hijau," kata dia.
Saat ini perusahaan ikut berpartisipasi dalam pembiayaan berkelanjutan atau pembiayaan berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) seperti Electric Vehicle (EV). Langkah ini sejalan dengan program dan inisiatif dari Pemerintah terkait dengan pembiayaan hijau.
KB Bukopin juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk pengembangan kendaraan listrik, baik kendaraan pribadi dan komersial. Robby menambahkan perusahaan juga terlibat dalam pembangunan ekosistem kendaraan listrik, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU ).
Dalam upaya mendorong likuiditas, tahun lalu KB Bukopin mendapatkan pinjaman dari International Finance Corporation (IFC) yang merupakan anggota World Bank sebesar US$300 juta atau sekitar Rp 4,41 Triliun yang digunakan untuk ekspansi kredit. KB Bukopin menjadi satu-satunya Bank Swasta di Indonesia yang mendapatkan pinjaman dari IFC.
"Perseroan baru saja melakukan rights issue atau Penawaran Umum Terbatas (PUT) VII, sebesar Rp 12 triliun yang akan digunakan untuk pengembangan bisnis dan menambah modal kepada anak perusahaan kita yaitu KB Bukopin Syariah dan KB Bukopin Finance, serta pengembangan digitalisasi yang akan selesai di akhir tahun," ujar Robby.
(dpu/dpu)