Makin Ngebul, Perusahaan Ini Bakal Untung Besar Jelang Pemilu
Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi rokok kembali melonjak pada Mei tahun ini setelah ambles pada April tahun ini.
Data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan produksi rokok pada Mei 2023 mencapai 26,20 miliar batang. Jumlah tersebut melonjak 34,22% dibandingkan bulan sebelumnya.
Produksi rokok pada Mei tahun ini juga melesat 78,96% dibandingkan Mei tahun lalu. Melesatnya produksi rokok pada Mei 2023 sesuai dengan pola musimannya.
Produksi rokok biasanya jeblok di mana ada libur panjang Lebaran tetapi kemudian melonjak setelahnya. Pengecualian terjadi pada 2020 yang merupakan tahun awal pandemi.
Sebagai catatan, cuti bersama libur Lebaran berlangsung pada 19-25 April 2023. Artinya, produksi rokok kembali dalam kapasitas penuhnya pada Mei.
Sebagai perbandingan, produksi rokok melonjak 93,7% (month to month/mtm) setelah Lebaran 2022, melesat 48,58% (mtm) setelah Lebaran 2021, dan terbang 69,27% pasca Lebaran 2019.
Secara keseluruhan, produksi rokok pada Januari-Mei 2023 mencapai 115,09 miliar batang. Jumlah tersebut melandai 3,69% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Produksi rokok pada Januari-Mei tahun ini juga menjadi yang terendah setidaknya dalam tujuh tahun terakhir.
Produksi rokok diharapkan meningkat menjelang masa kampanye pemilihan umum (pemilu) 2024 yang akan mulai digelar November 2023. Secara historis, produksi rokok biasanya melonjak menjelang kampanye pemilu.
Pada musim kampanye 2019 yang berlangsung pada September hingga April, rata-rata produksi rokok mencapai 29,6 miliar batang. Padahal, pada periode September 2017-April 2018 hanya tercatat 24,36 miliar batang.
Melonjaknya permintaan rokok pada Mei dan diperkirakan jelang pemilu akan banyak menguntungkan produsen rokok.
Perusahaan seperti HM Sampoerna, PT Gudang Garam, PT Djarum, PT Indonesian Tobacco, PT Bentoel Internatioal Investama, dan Wismilak Inti Makmur adalah sedikit produsen rokok yang akan diuntungkan jika permintaan rokok terus naik ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(mae/mae)