George Soros Wariskan Kerajaan Bisnis Rp371 T ke Sang Putra

Putra, CNBC Indonesia
13 June 2023 07:15
George Soros
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor legendaris George Soros George akan menyerahkan kendali atas kerajaan bisnisnya senilai US$25 miliar atau setara dengan Rp371,5 triliun (asumsi kurs Rp14.860/US$) kepada putra keduanya Alexander Soros.

Diwartakan Wall Street Journal (WSJ) pada 2017 lalu, George Soros, yang dikenal sebagai filantopis, telah menyumbangkan kekayaannya yang mencapai US$18 miliar ke yayasan miliknya Open Society Foundations (OSF).

Langkah Soros tersebut membuat Open Society menjadi organisasi filantropi terbesar kedua di Amerika Serikat (AS), di bawah Bill and Melindo Gates Foundation kala itu.

OSF mengalokasikan sekitar US$1,5 miliar setiap tahun untuk kelompok-kelompok yang mendukung hak asasi manusia di seluruh dunia dan membantu membangun demokrasi.

Dana yayasan juga diberikan kepada universitas dan organisasi pendidikan lainnya.

Super PAC Soros, Democracy PAC, telah mendukung kampanye pemilihan jaksa distrik dan pejabat penegak hukum yang berupaya mengurangi tingkat penahanan dan bias rasial dalam sistem peradilan.

Sementara, Alexander Soros, yang berusia 37 tahun mengatakan dalam wawancara pertamanya bersama Wall Street Journal (WSJ) sejak ia dipilih, Minggu (11/6/2023), ia sedang memperluas tujuan liberal ayahnya, seperti, soal hak memilih, hak aborsi, dan kesetaraan gender.

Alex, sapaan akrabnya, berencana untuk terus menggunakan sumber daya keluarga untuk mendukung politisi AS yang berpandangan kiri.

"Saya lebih politis," kata Alex, dibandingkan dengan ayahnya yang kini berusia 92 tahun, sebagaimana dikutip WSJ, Minggu (11/6).

Ia baru-baru ini bertemu dengan pejabat pemerintahan Biden, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer (D., N.Y.), serta kepala negara, termasuk Presiden Brasil Luiz InĂ¡cio Lula da Silva dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, untuk membela isu-isu yang terkait dengan yayasan keluarganya.

Sebelumnya, beberapa orang meragukan bahwa George Soros akan melepaskan posisi teratasnya saat masih hidup.

Selain itu, George mengatakan dalam sebuah wawancara, "Saya tidak ingin yayasan ini dikuasai oleh salah satu anak saya, sebagai suatu prinsip. Saya pikir sebaiknya dikelola oleh seseorang yang paling cocok."

Selama bertahun-tahun, orang-orang terdekat George percaya, saudara tiri tertua Alex, Jonathan Soros, yang berusia 52 tahun dan seorang pengacara dengan latar belakang keuangan, adalah calon penggantinya yang jelas.

Namun, kemudian terjadi pertengkaran dan perubahan sikap.

Alex akhirnya mendapatkan kepercayaan ayahnya, menggantikannya dalam kunjungan ke kantor organisasi tersebut di seluruh dunia. "Dia pantas mendapatkannya," kata George.

Pada Desember laly, dewan OSF memilih Alex sebagai ketua, menggantikan posisi ayahnya.

Alex juga saat ini mengarahkan aktivitas politik sebagai presiden super PAC Soros. Sang Soros junior tersebut juga satu-satunya anggota keluarga yang ada di komite investasi yang mengawasi Soros Fund Management, perusahaan yang mengelola dana untuk yayasan dan keluarga.

Menurut juru bicara Soros, sebagian besar dari US$25 miliar akan dialokasikan ke OSF dalam beberapa tahun mendatang. Sekitar US$125 juta telah disiapkan untuk super PAC tersebut.

Kisah Soros

George Soros membangun kekayaannya pada tahun 1970-an dan 1980-an sebagai pengelola hedge fund yang inovatif, melakukan investasi di pasar saham, obligasi, dan valuta asing berdasarkan prediksinya terhadap pergeseran ekonomi dan politik.

Ia melakukan investasi setelah menyaring berbagai informasi, termasuk intelijen dari jaringan kontak politik dan bisnis.

Setelah runtuhnya Tembok Berlin pada 1989, filantropi milik George fokus pada penguatan demokrasi di bekas blok Soviet dan di tempat lainnya.

Pada 2004, ia mendapat reaksi negatif di Amerika Serikat ketika ia mengatakan bahwa mencegah terpilihnya kembali Presiden George W. Bush adalah "fokus utama" dalam hidupnya.

Ia mendukung kampanye presiden AS Barack Obama pada 2008 dan menuai kritik karena mendukung program pertukaran jarum suntik dan legalisasi ganja untuk penggunaan medis.

Aksi legendaris Soros menunggangi krisis Asia 1998 mungkin salah satu yang diingat orang.

Miliader keturunan Yahudi tersebut adalah pendiri dan pemimpin perusahaan pengelola investasi global, Quantum Group of Funds.

Saat itu, Soros membuat mata uang baht Thailand ambrol dengan aksi spekulatifnya. Krisis mata uang ini merembet ke negara lain termasuk Indonesia hingga akhirnya memicu krisis finansial.

Nama Soros sudah mentereng beberapa tahun sebelum dikatakan sebagai biang kerok krisis 1998. Ia sukses membobol pertahanan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) dalam menjaga nilai tukar poundsterling.

Aksinya itu dikenal sebagai Black Wednesday, yang selalu dikenang hingga saat ini. Soros mampu mencatat keuntungan sebesar US$ 1 miliar pada 1992 atau setara dengan US$ 2,1 miliar saat ini. Jika dirupiahkan, nilainya sekitar Rp 31 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article India Ngamuk ke Miliarder George Soros, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular