Analisis Teknikal

Awal Pekan Ceria, IHSG Coba Jajal Level 6.700 Lagi

Putra, CNBC Indonesia
12 June 2023 07:30
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung cerah pada pekan lalu, di mana melesat nyaris 1%.

Sementara itu pada perdagangan Jumat (9/6/2023), IHSG ditutup menguat 0,42% ke posisi 6.694,024. Nilai transaksi IHSG sepanjang pekan mencapai Rp 47,2 triliun.

Cerahnya IHSG pada pekan lalu terjadi setelah pemberlakuan batasauto rejectbawah (ARB) yang sebelumnya sebesar 7% menjadi 15% mulai Senin awal pekan ini, di mana hal ini merupakan langkah bertahap untuk kembali normal batasauto rejectsecara simetris.

IHSG pun sempat bergerak volatil diperdagangan sepanjang pekan ini. Namun pada akhirnya, IHSG mampu ditutup di zona hijau. Hanya pada perdagangan Selasa pekan ini yang ditutup di zona merah.

Pada pekan ini, beberapa bank sentral akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya, di mana The Fed akan menjadi perhatian utama pelaku pasar global, mengingat pasar sudah memprediksi bahwa The Fed pada pertemuan kali ini akan mempertahankan suku bunga acuannya.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 70,1% The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya di 5% - 5,25%.

Pasar yang memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunganya karena perekonomian Negeri Paman Sam mulai mengalami perlambatan.

Goldman Sachs memproyeksikan ada probabilitas sebesar 25% AS akan mengalami resesi 12 bulan ke depan.

Hari ini, rilis data indeks keyakinan konsumen Indonesia per Mei akan turut menjadi sentimen untuk IHSG. Indeks tersebut diproyeksikan akan naik menjadi 128 dari bulan sebelumnya 126,1.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Jumat pekan lalu, IHSG bertahan sedikit di atas MA 20 yang menjadi resistance terdekat di area 6.690. IHSG masih tertahan di bawah area resistance selanjutnya di 6.705.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 47,85.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD memotong dari bawah garis sinyal dan berpotensi membentuk golden cross.

Hari ini, IHSG berpotensi kembali bergerak mixed dengan menjajal resistance terdekat 6.705 sebelum menentukan arah selanjutnya. Level support terdekat berada di 6.660 dan 6.600.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

 


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular