Review Sepekan

Eropa Cari Gara-gara, Harga Sawit Jadi Loyo dan Tak Bertenaga

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
11 June 2023 13:00
Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat. Kamis (13/9). Kebun Kelapa Sawit di Kawasan ini memiliki luas 1013 hektare dari Puluhan Blok perkebunan. Setiap harinya dari pagi hingga siang para pekerja panen tandan dari satu blok perkebunan. Siang hari Puluhan ton kelapa sawit ini diangkut dipabrik dikawasan Cimulang. Menurut data Kementeria Pertanian, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare. Minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton.
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) acuan pada pekan ini terpantau terkoreksi, karena investor mengantisipasi kenaikan produksi dan persediaan serta sikap Uni Eropa yang seakan diskriminatif terhadap sawit Malaysia dan Indonesia.

Sepanjang pekan ini, harga CPO di bursa Malaysia untuk kontrak Agustus 2023 melemah 0,41% secara point-to-point (ptp). Namun pada perdagangan Jumat (9/6/2023), harga CPO melesat 3,16% ke posisi MYR 3.367/ton.

Investor sedang menanti rilis data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia yang akan dirilis pada Senin besok untuk menilai tingkat kenaikan produksi pada periode Mei 2023.

Di lain sisi, pasar memperhatikan ekonomi China yang mulai lesu. China merupakan salah satu negara dengan konsumsi CPO terbesar di dunia. Wajar saja ketika ekonominya menurun, potensi permintaan terhadap minyak nabati meningkat dan harganya juga bakal terancam.

Kenaikan harga CPO di akhir pekan ini terjadi karena prospek peningkatan persediaan melebihi dukungan dari ringgit yang lebih lemah. Ekspektasi cuaca basah di beberapa bagian Midwest AS membebani harga kedelai dan minyak kedelai.

Kontrak kedelai teraktif Dalian melemah 0,45%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 terkoreksi 0,4%. Namun, harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBoT) naik 0,2%.

CPOFoto: Antara Foto/Akbar Tado/via REUTERS
CPO

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Awal pekan ini, Asosiasi Minyak Sawit Malaysia memperkirakan produksi Mei melonjak 26,3% dari bulan sebelumnya, menurut trader dan analis.

Malaysia, produsen minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia, diperkirakan akan mengalami kondisi El Nino atau kekeringan yang panjang dan lemah mulai Juni dan seterusnya, dengan intensitas fenomena cuaca yang cenderung meningkat ke tingkat sedang pada November, kata menteri lingkungan negara itu pada hari Rabu.

Di lain sisi, Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyerukan kerja sama yang lebih baik dengan negara tetangga Malaysia untuk melawan apa yang disebutnya "diskriminasi" terhadap produk minyak sawit Indonesia.

Seperti diketahui, Uni Eropa menerbitkan Undang-undang (UU) deforestasi Uni Eropa (EU Deforestation Regulation/EUDR). UE mengklaim menerbitkan UU karena tak ingin mengonsumsi produk yang dihasilkan karena deforestasi.

Akibatnya, kopi, kakao, sapi, kayu, karet, kedelai, juga cokelat, dan produk hilir konsumsi turunan minyak sawit terancam. Di mana, eksportir diwajibkan harus mencantumkan asal-usul produk pada saat uji tuntas (due diligence) sebelum masuk ke Uni Eropa.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO Pesta Pora, Bos Sawit Full Senyum

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular