Ditopang Rebound Bank Digital, IHSG Berakhir Menguat 0,42%
Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi II perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (9/6/23) mengalami peningkatan drastis 0,42% menjadi 6.694,02. Transaksi hari ini sekaligus memperpanjang penguatan IHSG selama tiga hari beruntun.
Dalam lima hari perdagangan, IHSG terapresiasi 0,92% namun secara year to date (ytd) masih membukukan pelemahan sebesar 2,29%.
Hingga sore ini terdapat 277 saham yang menguat, 248 saham melemah sementara 211 lainnya stagnan. Transaksi melibatkan sekitar22miliar sahamyang berpindah tangan sebanyak 1,15 juta kali.Selain itu, nilai perdagangan tercatat mencapai Rp. 9,6 triliun lebih.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv, hampir seluruh sektor menguat dengan sektor Energi menjadi yang paling menguntungkan indeks naik 2,17%. Adapun lima saham dengan kapitalisasi raksasa yang menjadi leader IHSG berdasarkan bobot indeks ponnya adalah sebagai berikut:
- PT Bayan Resources Tbk (12)
- PT Bank Mandiri Tbk (9,4)
- PT GoTo Gojek Tokopedia (4)
- PT Bank Jago Tbk (2,4)
- PT Allo Bank Indonesia Tbk (1,8)
S&P 500 memasuki pasar bullish baru saat sektor teknologi besar mengangkat indeks-indeks saham. Ketika S&P 500 masuk ke dalam pasar bullish baru, ini menunjukkan adanya optimisme yang lebih besar di kalangan investor terhadap prospek ekonomi dan pertumbuhan bisnis di sektor teknologi. Hal ini bisa berdampak positif terhadap saham-saham bank digital di Indonesia, karena sektor perbankan digital sering kali terkait erat dengan industri teknologi.
Kenaikan saham-saham bank digital di Indonesia dapat terjadi sebagai respons terhadap sentimen positif dan keyakinan investor terhadap pertumbuhan sektor teknologi global. Investor dapat melihat peluang dan potensi pertumbuhan yang signifikan di sektor perbankan digital di Indonesia, yang dapat dipicu oleh tren dan perubahan global dalam industri teknologi.
Selain itu, perhatian pasar masih tertuju pada kebijakan suku bunga The Fed yang diyakini tetap akan dipertahankan pada pertemuan mendatang. Meskipun inflasi di Amerika Serikat masih tinggi, tetapi penurunan inflasi yang terjadi selama 10 bulan berturut-turut memberikan indikasi bahwa kebijakan moneter The Fed akan tetap stabil.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters juga memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 13-14 Juni, sehingga pasar finansial dunia dapat mengamankan posisinya. Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas suku bunga The Fed naik hanya sebesar 20%, sementara sisanya yakin suku bunga akan tetap berada pada kisaran 5% - 5,25%.
Meskipun kondisi ekonomi Amerika Serikat dan Eropa masih mengalami tekanan, IHSG tetap stabil. Kondisi ini menjadikan IHSG sebagai salah satu indeks saham yang menarik bagi investor. Pertumbuhan upah yang stabil di Indonesia, yang naik sebesar 5,3% secara tahunan pada bulan Mei, juga memberikan dorongan positif.
Dalam beberapa laporan terbaru, Bank Dunia memperingatkan tentang kondisi perekonomian global yang masih genting. Perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju dan tekanan inflasi yang belum mereda menjadi faktor utama yang menyebabkan kehati-hatian investor.
Meskipun begitu, proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2023 masih lebih tinggi daripada tahun 2022, dengan perkiraan 2,1%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global baru diperkirakan mencapai 3% pada tahun 2025. Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, tetapi ada harapan bahwa kondisi ekonomi global akan membaik seiring berjalannya waktu.
Pada catatan terpisah, kondisi ekonomi China masih menjadi perhatian investor. Inflasi yang rendah dan pelemahan perdagangan menjadi tanda tanya besar bagi pemulihan ekonomi negara tersebut. Ekspor China mengalami penurunan sebesar 7,5% secara tahunan pada bulan Mei, sementara impor turun sebesar 4,5%. Hal ini menunjukkan permintaan global yang melemah di tengah tekanan suku bunga yang masih tinggi.
Meskipun kondisi ekonomi global masih belum stabil, IHSG tetap berhasil menjaga stabilitasnya. Sentimen positif dari dalam negeri, proyeksi suku bunga The Fed yang stabil, dan pertumbuhan upah yang meningkat di Indonesia telah memberikan kepercayaan kepada investor. Dalam beberapa bulan mendatang, perhatian masih akan tertuju pada kebijakan moneter global dan perkembangan ekonomi China yang dapat mempengaruhi IHSG.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
(fsd/fsd)