Analisis Teknikal

Kegalauan Selimuti Pasar, ke Mana Arah IHSG Hari Ini?

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 08/06/2023 06:35 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,01% menjadi 6.619,75 pada penutupan sesi II perdagangan Rabu (7/6/2023), setelah sempat terlempar ke zona psikologis 6.500 tepatnya menyentuh level terendah di 6.578,75.

Dalam lima hari perdagangan IHSG masih terkoreksi 0,92%. Selain itu, secarayear to date(ytd) indeks membukukan koreksi sebesar 3,37%.

Perdagangan Rabu melibatkan sekitar 18 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Selain itu, nilai perdagangan tercatat mencapai Rp 10,2 triliun lebih. Hingga sore ini terdapat 316 saham yang menguat, 226 saham melemah sementara 194 lainnya stagnan.


Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv, tujuh sektor menguat dengan sektor Konsumen primer menjadi yang paling menguntungkan indeks naik 1,3%.

Adapun lima saham dengan kapitalisasi raksasa yang menjadi leader IHSG berdasarkan bobot indeks poinadalah sebagai berikut:

1. PT Telkom Indonesia Tbk (7,24)

2. PT Mitra Adiperkasa Tbk (1,64)

3. PT Unilever Indonesia Tbk (1,54)

4. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (1,34)

5. PT Merdeka Copper Gold Tbk (1,15)

Salah satu sentimen datang dari rilis data surplus perdagangan China yang menurun pada Mei 2023. Surplus tersebut berkurang menjadi USD 65,81 miliar dari USD 78,40 miliar pada tahun sebelumnya, di bawah perkiraan pasar sebesar USD 92 miliar.

Hal ini menunjukkan adanya penurunan ekspor yang lebih besar daripada impor, yang mengindikasikan lemahnya permintaan global. Ekspor menyusut sebesar 7,5% year-on-year (yoy) menjadi USD 283,5 miliar, mencapai level terendah dalam tiga bulan dan penurunan tertajam sejak Januari. Sementara itu, impor turun sebesar 4,5% di tengah pelemahan domestik.

Dalam konteks politik, surplus perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) juga mengalami penyempitan menjadi USD 28,1 miliar di bulan Mei dari USD 29,7 miliar di bulan April. Meskipun demikian, selama lima bulan pertama tahun ini, surplus perdagangan dengan AS meningkat 27,8% yoy menjadi USD 359,48 miliar.

Investor saat ini cenderung wait and see terkait kebijakan The Fed, 13-14 Juni mendatang. Meskipun sinyal kenaikan suku bunga terlihat jelas pasca rilis data tenaga kerja yang masih kuat pekan lalu.

Departemen Tenaga Kerja pada Jumat (2/6/2023) melaporkan daftar gaji di sektor publik dan swasta meningkat sebesar 339.000 untuk bulan tersebut, lebih baik dari perkiraan Dow Jones yakni sebesar 190.000 dan mencatatkan pertumbuhan pekerjaan positif selama 29 bulan berturut-turut.

Sementara itu, tingkat pengangguran berada di 3,7% dibandingkan perkiraan 3,5%, tepat di atas level terendah sejak 1969. Data ini tentu saja menjadi hal yang penting untuk menjadi pertimbangan The Fed terkait kebijakan suku bunganya ke depan.

Hari ini, dengan sentimen yang cenderung sepi, pelaku pasar akan mencermati pergerakan bursa luar negeri, terutama Wall Street AS dan bursa Asia untuk mencari petunjuk selama jam perdagangan saham domestik.

Rilis data ekonomi makro luar juga menjadi salah satu perhatian investor, seperti data pertumbuhan ekonomi Jepang dan Uni Eropa per kuartal I dan klaim pengangguran AS.

Analisis Teknikal

Foto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Rabu, membentuk candle spinning top, seperti yang terbentuk pada Selasa. Sejak Senin, IHSG membentuk candle doji hingga spinning top yang merupakan tanda keraguan dan volatilitas pasar.

Di tengah situasi tersebut, IHSG saat ini masih bertahan di atas support kuat, di kisaran 6.560.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI berada di 34,61.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di bawah garis sinyal dengan kecenderungan mulai melebar.

Hari ini, IHSG berpotensi kembali bergerak mixed. Level resistance terdekat berada di 6.660.

Sedangkan, support terdekat berupa level psikologis 6.600. Apabila tertembus, level support berikutnya berada di 6.560.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat