
IHSG Sesi I Anjlok 0,4%, Keluar Zona Psikologis

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,40% pada penutupan sesi I perdagangan siang ini, Rabu (7/6/23). IHSG turun signifikan keluar zona psikologis 6.600 tepatnya di level 6.592,14.
Terdapat 264 saham yang melemah, 259 saham menguat dan 201 saham tidak bergerak. Hingga istirahat siang, sekitar 11 miliar saham terlibat dan berpindah tangan sebanyak 918 ribu kali. Sementara itu, nilai perdagangan tercatat mencapai Rp. 5,4 triliun.
Berdasarkan catatan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv separuh dari total sektor menguat. Akan tetapi sektor kesehatan dan keuangan tercatat negatif, masing-masing turun 0,73% dan 0,63%.
Di samping itu, dua saham raksasa emiten perbankan yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI dan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI terpantau menjadi pemberat utama IHSG, masing-masing sebesar 9,2 dan 4,7 indeks poin. Disusul PT Gojek Tokopedia Tbk atau GOTO dan PT Astra International Tbk atau ASII masing-masing sebesar lebih dari 3 indeks poin.
Sentimen pasar Indonesia hari ini terfokus pada neraca perdagangan China yang diperkirakan melemah. Para ekonom memprediksi penurunan impor China sebesar 8% dan penurunan ekspor sebesar 0,4%. Data sebelumnya menunjukkan kontraksi tajam impor China pada bulan April, sedangkan ekspor tumbuh lebih lambat.
Hal ini berisiko menurunkan permintaan impor dari Indonesia. China merupakan mitra perdagangan utama Indonesia, dan data neraca perdagangan China menjadi sorotan bagi pasar Indonesia.
Pada bulan lalu, impor China mengalami kontraksi 7,9%, sementara ekspor China tumbuh 8,5% (YoY). Para ekonom memperkirakan tidak akan ada pertumbuhan impor dan pertumbuhan ekspor China akan meningkat 8%, menunjukkan situasi perdagangan China lebih buruk dari yang diharapkan. Penurunan kondisi ekonomi China berdampak negatif pada Indonesia sebagai mitra dagang utama.
Selain itu, perhatian juga tertuju pada kebijakan suku bunga The Fed di Amerika Serikat. Perekonomian AS menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja yang tinggi, namun inflasi diprediksi terus meningkat. Ada pendapat bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga kembali, tetapi pasar masih optimis suku bunga tetap pada kisaran 5% - 5,25%. Kenaikan suku bunga dapat menyebabkan gejolak pada pasar keuangan global.
Di sisi lain, analis memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga kebijakan dalam beberapa bulan mendatang. Prediksi suku bunga Bank Indonesia akan turun pada tahun 2024. Stabilitas nilai tukar rupiah dan kebijakan suku bunga Bank Indonesia juga menjadi perhatian pasar. Investor perlu mengamati perkembangan ini untuk membuat keputusan investasi yang tepat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat