Ini Penyebab IHSG Ditutup Merah Membara

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
06 June 2023 16:20
pembukaan bursa saham
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi II perdagangan Senin (5/6/23) melemah 0,22% menjadi 6.618,92.

IHSG hari ini dibuka di zona merah kemudian bergerak fluktuatif hingga menyentuh titik tertinggi di level 6.677,56 sebelum akhirnya ditutup koreksi. Dalam lima hari perdagangan IHSG masih terkoreksi 1,02%. Selain itu, secara year to date (ytd) indeks membukukan koreksi sebesar 3,38%.

Pada perdagangan hari ini melibatkan sekitar 28 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,47 juta kali. Selain itu, nilai perdagangan tercatat mencapai Rp. 11,8 triliun lebih. Hingga sore ini terdapat 316 saham yang menguat, 226 saham melemah sementara 194 lainnya stagnan.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv, empat sektor melemah dengan sektor Energi menjadi yang paling merugikan indeks turun 3,5%. Saham emiten batubara PT Bayan Resources Tbk. menjadi saham yang paling memberatkan IHSG yakni sebesar 25,4 indeks poin.

Adapun lima saham dengan kapitalisasi raksasa yang menjadi leader IHSG berdasarkan bobot indeks ponnya adalah sebagai berikut:

1. PT Bayan Resources Tbk (-25,4)

2. PT GOTO Gojek Tokopedia Tbk (-11,5)

3. PT Bank Central Asia Tbk (-3,5)

4. PT Bank Mandiri Tbk (-2,3)

5. PT Transcoal Pacifik Tbk (-2,1)

Investor saat ini cenderung wait and see terkait kebijakan The Fed, 13-14 Juni mendatang. Meskipun sinyal kenaikan suku bunga terlihat jelas pasca rilis data tenaga kerja yang masih kuat pekan lalu.

Departemen Tenaga Kerja pada Jumat (2/6/2023) melaporkan daftar gaji di sektor publik dan swasta meningkat sebesar 339.000 untuk bulan tersebut, lebih baik dari perkiraan Dow Jones yakni sebesar 190.000 dan mencatatkan pertumbuhan pekerjaan positif selama 29 bulan berturut-turut.

Sementara itu, tingkat pengangguran berada di 3,7% dibandingkan perkiraan 3,5%, tepat di atas level terendah sejak 1969. Data ini tentu saja menjadi hal yang penting untuk menjadi pertimbangan The Fed terkait kebijakan suku bunganya ke depan.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) Mei mengalami inflasi sebesar 4% (year on year/yoy). Inflasi ini lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 4,33%.

Adapun, inflasi bulanan sebesar 0,09% (month to month/mtm) dan tahun kalender mencapai 1,10% (year to date/ytd). Hasil rilis inflasi ini sejalan dengan polling ekonom yang memperkirakan inflasi (year on year/yoy) menembus 4,20% pada Mei.

Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan pada April yang tercatat 4,33%. Inflasi melandai karena harga barang akan kembali normal setelah melonjak pada periode Lebaran.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(Mentari Puspadini/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular