Deal Plafon Utang AS Guncang Perbankan, Saham Bank RI Merah
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada awal perdagangan Selasa (6/6/2023) sektor keuangan melemah hingga 0,62% yang didorong penurunan beberapa emiten perbankan termasuk perbankan big caps.
Saham-saham perbankan turun pada awal perdagangan hari ini karena sentimen dari Amerika Serikat (AS). Beberapa saham bank AS jatuh setelah penerbitan utang Treasury.
Saham-saham bank AS jatuh pada perdagangan Senin (5/6/2023) melemah karena kekhawatiran investor mengenai banjirnya penerbitan surat utang negara setelah kenaikan plafon utang AS akan menguras likuiditas dari pemberi pinjaman.
Pemerintah AS diperkirakan akan mengeluarkan US$1 triliun atau lebih utang jangka pendek untuk mengisi kembali Treasury General Account (TGA) atau cadangan kasnya yang habis selama tawar-menawar politik atas plafon utang.
Beberapa analis telah memperingatkan bahwa banjir tagihan baru ini dapat menguras cadangan bank pada saat likuiditas diperlukan untuk memperkuat neraca mereka mengingat guncangan sistem keuangan baru-baru ini dari krisis perbankan regional.
Sebagian besar saham bank besar diperdagangkan lebih rendah pada perdagangan Senin dengan indeks perbankan S&P 500. SPXBK turun hampir 1% pada hari Senin. JPMorgan Chase & Co JPM.N, Wells Fargo & Co WFC.N, Goldman Sachs Group Inc GS.N, Morgan Stanley MS.N, Citigroup C.N dan Bank of America Corp BAC.N turun antara 0,3% dan 2%.
Saham bank regional juga mencatat penurunan pada hari Senin, dengan Indeks Perbankan Regional KBW. KRX turun 2%. PacWest Bancorp PACW.O turun 2,1%, Western Alliance WAL.N turun 2,3%, dan Comerica Inc CMA.N.
Regulator AS, yang dipimpin oleh Federal Reserve, juga diperkirakan akan mengusulkan untuk meningkatkan persyaratan modal bank rata-rata sebanyak 20% pada bulan ini.
Peraturan tersebut diharapkan menjadi bagian terakhir dari aturan permodalan bank global yang ditetapkan oleh Komite Basel regulator perbankan yang akan berlaku pada awal tahun 2025.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(saw/saw)