
Buka-bukaan, Wamen BUMN Sebut Ini Soal Serangan Hacker di BSI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) buka-bukaan soal kebocoran data nasabah pada PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BRIS) yang sempat menjadi perhatian publik beberapa waktu lalu. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, kebocoran data terjadi karena adanya serangan ransomware.
Menurutnya, serangan itu terjadi pada perangkat sejumlah komputer lama yang ada di kantor cabang BSI. Pasalnya, masih banyak komputer usang di kantor cabang BSI.
"Komputer kalau di cabang-cabang lama kan masih PC-PC lama kan. Itu kan masih ada USB, kadang orang masih bisa masukin virus juga dari PC itu. Jadi virus itu bukan cuma masuk dari online, kadang-kadang dia masuk melalui PC-PC tua itu," kata pria yang akrab disapa Tiko saat ditemui di Gedung DPR Jakarta, Senin (5/6).
Pembaruan perangkat tersebut saat ini masih terus dilakukan setelah proses merger bank syariah BUMN tersebut. "Kita minta dirapikan semua, supaya PC ini diremajakan semua," imbuhnya.
Tiko mengatakan, kasus tersebut saat ini masih terus dilakukan penelusuran untuk menjaga keamanan data nasabah BSI. Bersamaan dengan itu, perbaikan manajemen di bidang IT pun juga dilakukan. Salah satunya, dengan melakukan penggantian beberapa pejabat terkait dengan keamanan data dan sistem IT.
"Kemarin ada 2 direktur masuk, direktur IT dan direktur risk yang dua-duanya dari Mandiri. Khusus dari direktur risk-nya itu tadinya adalah Kadiv IT security-nya Mandiri. Kita minta supaya IT security di BSI ini dinaikkan kualitasnya setara dengan Mandiri," sebutnya.
Tiko menuturkan, sejauh ini, kebocoran data yang terjadi akibat serangan ransomware adalah data operaional dan bukan data nasabah yang sifatnya rahasia. "Ini masih nunggu perkembangannya juga. Tapi, so far datanya itu data operasional, bukan data misalnya tabungan data nasabah. Belum sampai ke sana," imbuhnya.
Tiko memaparkan, data yang bocor mayoritas merupakan data mengenai aplikasi kredit ataupun data marketing bank. "Misalnya kayak data operasi kredit, gitu-gitu yang muncul kemarin. Jadi misalnya siapa aja yang ngajuin KPR, kayak gitu-gitu lah. Jadi bukan data core banking, data mutasi liabilities, misalnya data mutasi tabungan," jelasnya.
Di sisi lain, Tiko menambahkan, BSI juha akan melakukan launching atau peluncuran aplikasi mobile banking baru yang keamanannya akan dibuat sebaik aplikasi mobile banking Bank Mandiri.
"Kemudian juga secara mobile banking kita juga akan me-launching mobile banking baru, kualitas mobile bankingnya setara dengan Livin Mandiri," pungkasnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tenang, Dana Nasabah Tetap Aman Meski Ada Serangan Siber