Breaking! IHSG Ambruk 1% Lebih, Ini Penyebabnya

fsd, CNBC Indonesia
31 May 2023 14:08
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali anjlok lebih dari 1% pada awal perdagangan sesi kedua Rabu (31/5/2023).

Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia, IHSG pada pukul 13.55 WIB tercatat turun 1,02% ke 6.568,707 dan meninggalkan level psikologis 6.600. Total transaksi bursa tercatat nyaris mencapai Rp 6 triliun dengan melibatkan 13,12 miliar saham yang berpindah tangan 833 ribu kali.

Hari ini mayoritas sektor perdagangan masih melemah, dengan sektor energi kembali menjadi pemberat utama perdagangan tertekan hampir 4% pada penutupan perdagangan sesi pertama sebelumnya. Tertekannya kinerja sektor energi utamanya disebabkan oleh kondisi pasar batu bara yang mulai longgar setelah pasokan sempat ketat tahun lalu menyusul ketegangan geopolitik di Eropa timur.

Harga saham batu bara RI tercatat telah ambruk sejak awal tahun mengikuti pelemahan harga batu bara global karena kondisi pasokan dan permintaan yang mulai kembali normal seperti sebelum perang antara Ukraina dan Rusia meletus.

Saat ini harga batu bara berada di level US$ 135/ton turun signifikan atau ambruk nyaris 70% dari harga tertinggi awal September tahun lalu yang mencapai US$ 464/ton.

Mayoritas saham batu bara yang menguat tajam tahun lalu, mulai kehilangan tenaga dan menjadi pemberat utama kinerja IHSG tahun ini. Sejumlah saham bahkan telah melemah nyaris 50% atau kehilangan setengah kapitalisasi pasarnya tahun ini saja.

Saham raksasa batu bara milik konglomerat 'Low Tuck Kwong' yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 19,64 indeks poin.

Tak hanya BYAN, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) juga turut membebani IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 2,64 indeks poin.

Sementara itu sejumlah saham big cap tercatat menjadi penopang IHSG tidak tergelincir lebih dalam di zona merah. Saham-saham tersebut termasuk Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), Telkom Indonesia (TLKM) dan Astra Internasional (ASII).


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular