
Ternyata Ini Penyebab BFI Finance Bisa Diserang Hacker

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam waktu yang berdekatan, terjadi dua serangan siber terhadap industri keuangan, yakni, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) pada 8 Mei, disusul perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) pada 21 Mei.
Menanggapi fenomena ini, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno yakin kedua perusahaan sebenarnya telah memiliki proteksi terhadap serangan siber. Sebagaimana diketahui, serangan siber merupakah hal yang sudah biasa terjadi di berbagai industri, termasuk sektor keuangan.
Akan tetapi menurut Suwandi belakangan serangan hacker memang bisa dikatakan "semakin ganas". Maka demikian, para pelaku usaha baik dalam industri keuangan maupun nonkeuangan harus menjaga infrastruktur keamanan agar tidak kecolongan.
"Yang pasti BFI dan BSI saya yakin sudah dijaga. Namanya juga mungkin ada celah, ada pintu yang kosong dan mereka [hacker] bisa masuk dan menguasai infrastruktur maupun data dari perusahaan tersebut," jelas Suwandi saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (30/5/2023).
Maka dari itu, dia mengatakan perkara serangan siber yang baru terjadi ini harus disikapi pelaku usaha baik dalam industri keuangan maupun nonkeuangan dengan sangat baik. Suwandi menyebut bahwa semua harus lebih hati-hati lagi dalam menjaga data perusahaan maupun individu.
Dia mencontohkan banyak pesan-pesan yang mengajak untuk membuka link APK yang tidak diketahui. Link APK tersebut bila dibuka mungkin saja kemudian meretas data-data penting yang dimiliki individu tersebut.
"Ini mungkin saja terjadi kepada siapapun juga yang perorangan yang sebenarnya mereka bekerja di institusi yang cukup besar," terang Suwandi.
Lebih lanjut, terkait keamanan data konsumen, Suwandi menyebut di industri keuangan ada data backup. Maka, data yang diretas oleh para hacker masih bisa "diselamatkan".
Adapun BFI Finance belum lama ini melakukan temporary switch off beberapa sistem utama yang menyebabkan terganggunya layanan kepada konsumen dan sebagian kegiatan operasional. Hal ini dilakukan sebagai respons dari serangan siber terhadap perusahaan.
"Sampai saat ini, belum ada indikasi terjadinya kebocoran data konsumen," tulis manajemen melalui keterbukaan informasi belum lama ini.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BFI Finance Eror, Nasabah Bisa Bayar Lewat Sini