30 Mei 1908

Jarang Dibahas, Penjual Cat Ini Crazy Rich Era Soekarno

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
Selasa, 30/05/2023 11:50 WIB
Foto: Pabrik cat miik Sidi Tando. (Dok. ANRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tepat 115 tahun lalu di Pariaman, lahir seorang anak dari keluarga pedagang Minang bernama Sidi Tando. Karena berasal dari keluarga pedagang, dia punya berbagai keistimewaan salah satunya bisa bersekolah.

Pada 1926 hingga 1931, Sidi Tando tercatat menempuh sekolah dagang (Handelschool) di Belanda. Tentu, saat itu tidak semua orang bisa pergi ke Belanda. Hanya orang kaya saja yang bisa ke Negeri Kincir Angin. Dan Sidi Tando termasuk kelompok ini.

Setelah menempuh pendidikan, Sidi Tando mempraktikkan ilmunya. 


Bisuk Siahaan dalam Industrialisasi di Indonesia: Sejak Hutang Kehormatan sampai Banting Stir (1996) menyebut Sidi Tando awalnya berbisnis ekspor-impor barang industri. Perusahaannya bernama NV Handel Maatchappij, berdiri tahun 1930-an. 

Setelah Indonesia merdeka, Sidi Tando memulai bisnis baru. Mengutip Richard Robinson dalam Indonesia: The Rise of Capital (2009), bermodalkan pinjaman dari Bank Negara Indonesia (BNI) dan kemudahan akses izin usaha dari pemerintah, Sidi Tando beralih dari ekspor-impor ke industri cat. 

Pada 31 Juli 1952, pabrik cat itu resmi berdiri di Jakarta dan dinobatkan sebagai pabrik cat pertama di Indonesia. Arsip Nasional Republik Indonesia menyebut perusahaan Sidi Tando bernama NV Pabrik Tjat, Tinta, dan Pernis Indonesia.

Akan tetapi, dalam pewartaan koran Belanda de Nieuwsgier (2/8/1952) diketahui industri itu kelanjutan dari pabrik cat bentukan Sidi Tando di Solo. Ekspansi ke Jakarta bertujuan untuk memperluas jangkauan dan modernisasi. 

Pabriknya pun tergolong besar. Ada 80 pegawai yang mampu memproduksi 60 kg cat per bulan dengan berbagai macam jenis. Mulai dari cat minyak merek Sidolin, cat duco merek Sidoloid dan cat tinta. Pabrik itu pun melakukan tugas pengemasan, distribusi, dan penjualan.

Karena pabrik Sidi Tando satu-satunya perusahaan cat buatan dalam negeri, praktis usahanya laku keras. Apalagi, Sidi Tando tidak bermain harga. Dia menjual seluruh cat dengan margin tipis.

Dalam situs pencarian Delpher, Sidi Tando juga kerap memasarkan dagangannya lewat iklan di koran-koran.

Salah satunya tercantum pada koran Java-Bode (12/5/1954). Tertulis dia memasarkan cat Sidolin dengan slogan "Inilah Tjat Sidolin. Buatan Kita Sendiri". Toko-nya pun berada di Jl. Tanah Abang Barat No.92 Jakarta.

Dari sini, usaha Sidi Tando kian berkembang. Dalam kurun kurang dari 10 tahun, dia bahkan berani merintis sektor baru di industri perkapalan. Richard Robinson menyebut bisnis kapal dilakukan pada awal 1960-an. Kapal-kapal itu kemudian jadi tulang punggung angkutan barang antara Jawa dan Sumatera.

Bisnis Sidi Tando memang moncer, tetapi kehidupan pribadinya jarang diketahui. Bahkan, tanggal kematiannya pun tidak diketahui. Yang pasti, keemasan bisnisnya terjadi di kurun 1950 sampai 1960-an.

Setelahnya, bisnisnya tidak diketahui lagi. Tidak ada catatan perkembangan bisnis cat Sidi Tando di era Orde Baru. Namun, ada satu anaknya yang juga berbisnis. Namanya Syarif Tando, Tempo menyebut dia mendirikan PT Petrobuild Indonesia pada 1992 dan sempat menjadi ketua umum HIPMI. 

Di buku-buku sejarah tidak banyak tertulis catatan Sidi Tando. Padahal dia sukses merintis industri cat pertama di Tanah Air. 


(mfa/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Ditutup Menguat - PMI Manufaktur Masih Terkontraksi